GenPI.co - Hai, namaku Tyas. Aku seorang perempuan berusia 25 tahun yang tinggal di Jogja dan sudah menjadi seorang ibu rumah tangga.
Aku baru saja menjadi seorang istri 1 bulan lalu. Suamiku yang bernama Mas Adam melamarku dengan cepat tanpa ada proses pacaran.
Akan tetapi, aku sedikit menyesal telah menikah Mas Adam. Ternyata menikah tidak menyenangkan dan membuat kedua tangan dan kakiku terkekang.
Kini, aku sudah tidak bisa lagi bertemu teman-teman sekampus dan dilarang untuk bekerja. Larangan tersebut membuatku gila.
Semula, aku adalah seorang perempuan yang memiliki lingkungan sosial luas. Sejak menikah, semuanya hilang.
Selain itu, Mas Adam juga tidak pernah mau pindah dari rumah orang tuanya dengan berbagai alasan klasik.
Aku sudah muak tinggal di rumah itu. Sebab, orang tua Mas Ada tidak pernah memperlakukan aku dengan baik di rumahnya.
Aku masih teringat saat mertuaku tak ingin mencicipi makanan yang kubawa dari rumah ibuku.
Padahal, ibuku sudah memberikan yang terbaik untuk mereka. Sayangnya, makanan tersebut akhirnya basi dan dibuang ke tempat sampah.
Entah mengapa rasa sakit hati tersebut menjadi sebuah kenangan pahit yang tak pernah bisa aku lupakan dan menambah beban stres.
Mas Adam juga tidak pernah membela dan memprioritaskan aku sebagai istrinya. Di rumah, Mas Adam hanya seorang anak kecil yang terus disuapi kedua orangtuanya.
Aku ingin segera mengakhiri penderitaan dan pulang ke rumah kedua orang tuaku. Aku juga ingin memiliki suami yang layak dan mertua yang baik.
Hanya itu harapanku di kehidupan selanjutnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News