Cepatnya Dirimu Pergi, Aku Rindu Momen di MM 69 Bersamamu 

25 Februari 2021 08:50

GenPI.co - Waktu cepat sekali berlalu, apa yang terjadi dulu sekarang tinggal kenangan. Begitu lah hidup, tidak ada yang tahu akan seperti apa.

Ini cerita saat aku masih Sekolah Menengah Atas (SMA), sekitar 2017. Saat itu, Jakarta masih padat dengan angkutan umum. 

BACA JUGAPedih! Dia Selingkuh dengan Sahabatku 

Kisahku di kelas 2 SMA bersama seseorang yang aku sapa "Boy". 

Setiap pukul 15.00 WIB saat pulang sekolah aku selalu bertemu pria berambut cepak, bergaya sedikit selengean di Metro Mini (MM) 69 jurusan Ciledug-Blok M. 

Sekitar 4 atau 5 kali aku bertemu dengannya, akhirnya pria itu menyapaku.

"Hei?," kata dia.

"Kenapa, ya?," kataku yang seakan bersikap dingin.

Tidak lama setelah itu, dia mengajakku kenalan.

"Gue Boy, nama lo siapa? Boleh minta nomor telepon?," kata Boa saat mengajakku berkenalan.

"Ranti, boleh," sambil aku memberikannya nomor telepon.

Ternyata rumahnya berada di Puri Beta, Tangerang, dekat dengan Metro Mini 69 berhenti di Ciledug.

Sambil turun, dia berteriak "Nanti gue telepon lo, Ran," teriaknya.

BACA JUGARiko yang Mampu Memenangkan Hatiku, Tapi…

Awalnya aku memang menolak Boy untuk berkenalan dan berhati dingin. Padahal, aku  sangat senang disapa olehnya.

Bagaimana tidak, aku sudah mengagumi sikap berandalnya sejak awal melihat di Metro Mini 69. 

Malam ini aku menunggu telepon darinya, tetapi dia tidak kunjung menghubungiku, membuat hatiku gundah gulana.

Keesokan harinya, aku sengaja menunggu di halte depan sekolahku sedikit lama, siapa tahu bertemu kembali dengan Boy. 

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB, sepertinya aku sia-sia menunggu di sini.

Hingga akhirnya aku memutuskan pulang dan berhenti di tempat dia turun dari Metro Mini 69. 

Setelah aku menelusuri gang tempat dia berhenti, betapa terkejutnya aku melihat bendera kuning berada di sebuah rumah.

"Inna lillahi wa Inna ilaihi rajiun, Reza Muhammad binti Muhammad Syuqron," tulis di bendera itu.

Atas rasa penasaran itu aku pun bertanya kepada tamu yang ada di sana. 

"Maaf bu, kalau boleh saya tahu ini yang meninggal apakah Boy?," tanyaku.

"Namanya Reza, mbak. Nggak tahu dia (Boy) siapa, meninggal kemarin turun dari Metro Mini," sahut ibu yang ada di depan gerbang.

Waduh, jantungku tidak karuan, tanganku gemetaran, napasku sesak dan keringat dingin. Aku takut orang yang dimaksud ialah Boy.

Karena rasa penasaran ini, aku memutuskan untuk masuk ke dalam untuk melihatnya langsung. Sungguh sakit hati ini, benar saja dugaanku, dia adalah Boy.

Pantas semalam dia tidak menghubungiku, ternyata dia meninggal setelah meneriakkanku akan menelpon nanti malam. 

Aku menyesal berkenalan dengannya, biar saja aku memandanginya langsung meski tidak tahu siapa namanya. Aku rindu masa-masa saat Boy dan aku bertemu di dalam Metro Mini 69. 

Semoga kamu tenang di alam sana, Boy. Dari aku yang merindukanmu. (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

cinta   pacar   kekasih   rindu   sekolah   dear diary  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co