Tatapannya Membiusku, Seketika Dengkulku Lemas dan...

11 Maret 2021 12:35

GenPI.co - Hari ini aku datang lagi ke kafe langgananku hanya untuk melihat laki-laki pujaanku bekerja di balik meja bar.

Sudah sebulan ini aku rutin datang untuk memuaskan hasratku memandanginya yang sedang sibuk melayani pesanan kopi.

BACA JUGA: Kemudi Mobilku Disetir Masa Lalu

Tatapannya yang lembut dan tajam, membuat pelanggan kafe seketika langsung merasa nyaman. Apalagi, senyumnya yang manis itu bisa buat dengkul yang melihatnya langsung lemas.

Ingin sekali rasanya aku memegang jemarinya yang bekerja dengan cekatan membuat minuman untuk para pelanggan.

Sering sekali muncul pertanyaan dibenakku, apakah pundaknya yang bidang itu suka kelelahan saat sedang menuangkan kopi ke gelas-gelas pesanan?

“Kak Nadia, Café Latte dan muffin-nya,” teriak laki-laki itu menyebutkan pesananku.

Aku pun langsung berdiri dari kursi dan menghampiri pick up bar untuk mengambil pesananku. Saat sedang berada di situ, aku langsung melihat ke wajah laki-laki itu.

Mata kami saling bertatapan dan dia tersenyum ke arahku. Aku langsung mencengkram piring dan gelas kopiku agar keduanya tak jatuh dari genggamanku.

Sebab dadaku berdebar-debar oleh senyumnya yang manis itu. Jika diibaratkan, manisnya setara dengan madu-madu hutan yang dihasilkan dari putik sari terbaik.

“Hai, makasih, ya,” kataku sambil tersenyum lebar. Sebenarnya ini basa-basi saja agar kegugupanku bisa tersamarkan.

“Tumben baca buku, kak? Biasanya sambil nugas gitu,” ujarnya. 

BACA JUGA: Demi Hidup Bersama Selingkuhannya, Suamiku Pura-pura Mati

Aku pun terkejut, karena tak mengira bahwa dia selama ini memperhatikanku.

“Lagi longgar, nih. Jadi, bisa baca buku, deh,” jawabku

“Enak dong, kak. Selamat berlibur, Kak, hehe,” katanya sambil terkekeh.

“Haha iya, aku duduk lagi, ya,” ujarku sambil berbalik badan dan berjalan menuju ke mejaku.

Aku pun melanjutkan membaca buku sambil mencuri padang untuk melihat sang barista tampan sedang bekerja. 

Terkadang, dia bercengkrama dengan rekan kerja perempuannya. Kenapa pula aku diselimuti rasa cemburu lantaran itu.

Tiba-tiba, aku merasa harus ke kamar mandi. Aku pun berdiri dan berjalan menuju kamar kecil.

Kamar mandi kafe ini hanya ada dua, untuk laki-laki dan perempuan. Namun, keduanya disatukan dalam satu ruangan tertutup yang di dalamnya terdapat kaca dan wastafel.

Aku pun masuk ke ruangan itu, membuka pintu kamar mandi, dan masuk kedalamnya. Saat sedang asyik melaksanakan panggilan alam, aku mendengar pintu ruangan terbuka dan seseorang masuk ke kamar mandi di sebelah.

BACA JUGA: Penjaga Perpustakaan Tampan, Di Balik Rak Buku Kami Saling...

Setelah selesai, aku pun keluar dari kamar mandi dan mencuci tangan. Aku pun membuka pintu ruangan itu  untuk kembali ke mejaku.
Tapi, pintunya tak bisa terbuka.

Berkali-kali aku buka dan dorong, tapi masih tak bisa terbuka. Tiba-tiba, orang yang ada di kamar mandi tadi keluar. Saat menoleh, aku terkejut setengah mati.

Ternyata dia adalah barista tampan.

“Nggak bisa dibuka pintunya, Mas. Ini gimana, ya?” kataku panik. Dia pun mencoba mendorong pintu itu, tapi pintu tersebut bergeming.
 
“Aduh, iya ini memang harus dibetulkan pintunya karena sudah susah dibuka. Kenapa baru sekarang, ya, macetnya?” jawabnya.

“Mas, aku nggak bawa handphone, nih. Masnya bawa? Buat minta tolong teman Mas untuk buka pintu,” tanyaku.

Barista itu menggeleng. “Aku tinggalin di loker, Kak. Soalnya, lagi jam kerja,” jawabnya.

Aku pun terdiam. Terkurung berdua di kamar mandi dengan laki-laki pujaanku bukanlah hal yang aku bayangkan akan terjadi.

Aku berjalan menuju meja wastafel dan duduk di atasnya. Tiba-tiba barista itu berjalan menghampiriku dan berdiri persis di sebelahku.

“Kakak jadwal hari ini kosong kan? Kita mau ngapain nih, sekarang?” tanyanya sembari menatap wajahku. Deg… (*)

BACA JUGA: 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co