Angsuran Macet, Janda Seksi Rela Bergoyang Ranjang Denganku

27 Maret 2021 22:20

GenPI.co - Kisah ini aku alami sekitar 3 tahun yang lalu, saat itu, aku masih bekerja di salah satu koperasi simpan pinjam. 

Aku bertugas berkeliling kota untuk mencari orang yang butuh pinjaman uang. 

Pekerjaanku ini membuatku kenal dengan banyak orang baru. 

BACA JUGAIstri Sahnya Mendadak Sidak Saat Aku Hampir Klimaks

Namun, dari sekian banyak nasabahku, ada salah satu yang sangat menarik perhatian ku. 

Nasabah tersebut bernama Ayu Hapsari, dia seorang penyanyi di salah satu kafe favorit di kota. 

"Mas, ini angsuranku bulan ini. Masih berapa lagi?" tanya Ayu. 

"Baru angsuran ketiga, masih sembilan lagi," jawabku. 

Beberapa minggu yang lalu, Ayu meminjam uang kepadaku, katanya untuk keperluan suaminya. 

Dia mengambil angsuran sebanyak dua belas bulan, artinya, selama itu aku bisa melihat wajah cantik Ayu. 

Ayu termasuk nasabah yang tak pernah telat dalam membayar angsuran. 

Tak seperti nasabah lainnya, yang selalu punya alasan untuk membayar telat. 

Namun, memasuki angsuran keenam, Ayu mulai meminta keringanan untuk membayar telat. 

"Mas, minggu depan saja ya, gajian telat," kata Ayu. 

Aku pun mengiyakan permintaan Ayu, toh, selama ini dia selalu tepat waktu dalam membayar angsuran. 

Seminggu kemudian, Ayu masih saja meminta kelonggaran untuk membayar telat. 

Tentu aku tak bisa mengiyakan permintaannya kali ini. 

Pasalnya, kantorku sudah menanyakan kabar dari angsuran Ayu yang mulai telat. 

"Gimana ya mas, emang belum ada uangnya," jelasnya. 

Saat itu, Ayu bercerita banyak hal, bahkan sampai ke urusan keluarganya. 

Ternyata, alasan dia menunggak angsuran karena dia tak lagi bekerja di kafe. 

Suaminya juga telah menceraikannya dua minggu yang lalu. 

Ayu pun menganggur dan tak punya pemasukan lagi dari pekerjaan dan suaminya. 

"Ya sudah, angsuran bulan ini aku bayarin dulu, ya," kataku. 

"Iya mas. Bulan depan pasti aku bayar," jawabnya. 

Ayu pun berusaha untuk mencari pekerjaan baru, tapi usahanya masih sia-sia. 

Hal itu pun membuatnya tak bisa membayar angsuran dan utangnya padaku. 

"Sepertinya aku nggak bisa bayar angsuran sama utang yang kemarin mas," ujar Ayu. 

"Nggak masalah yu," jawabku. 

"Serius mas?" tanya Ayu. 

"Tapi ada syaratnya, kamu bisa bayar pakai tubuhmu. Kalau mau, tagihanmu ke depan aku yang bayar," jawabku lagi.

Mendengar perkataanku, Ayu langsung terdiam dan berpikir. 

Perlahan, suaranya mulai terdengar, perlahan tapi pasti, dia menerima tawaranku. 

"Tapi mas, aku nggak mau begituan di kota ini, harus di luar kota," jawabnya pelan. 

"Nggak masalah, biar nggak ada yang tahu kan maksudmu?" jawabku. 

"Iya mas. Kalau ada yang tahu, apa kata orang nanti," jawabnya. 

Tanpa pikir panjang, aku pun langsung mengajak Ayu untuk ke kota tetangga yang tidak terlalu jauh. 

Setelah menempuh perjalanan selama dua jam, kami akhirnya sampai di salah satu hotel di kota sebelah. 

Saat di kamar, aku langsung melucuti pakaian yang dikenakan Ayu. 

Keindahan tubuh Ayu selaras dengan wajah cantiknya. 

"Kalau lagi lepas semua gini, kamu cantik banget," kataku menggoda.

"Bilang aja doyan," jawabnya singkat. 

Tanpa aba-aba, tubuh kami pun perlahan mulai menyatu, dengan penuh irama, Ayu mampu mengiringi gerakan tubuhku. 

"Jangan di dalam, main aman mas," katanya perlahan. 

Aku tak menghiraukan perkataan Ayu, yang aku tahu, saat ini aku sangat bahagia sekali. 

Tentu Ayu melakukan hal ini karena terpaksa tidak bisa membayar angsuran utangnya. 

Meskipun tanpa perasaan, aku sangat menikmati tubuh seksi milik Ayu. 

Tak mau mubazir, aku menikmati seluruh bagian yang ada pada tubuh Ayu. 

Singkat cerita, angsuran Ayu pun selesai, tentu saja karena bantuanku. 

Meskipun angsurannya pada koperasiku sudah selesai, hubunganku dengan Ayu masih berjalan lancar. 

BACA JUGAJanda Seksi Itu Menarik Tanganku, Menyentuh Bagian Indah Miliknya

"Mas, tagihannya kan sudah selesai. Bagaimana kalau sekarang, mas yang aku bikin ketagihan?" ajak Ayu. 

Mendengar hal itu, aku pun langsung masuk ke dalam rumah milik Ayu. 

Kini, kalau aku ingin menikmati tubuh indah milik Ayu, aku tak perlu ke luar kota lagi. 

Namun, kesenangan bersama Ayu itu harus aku akhiri. 

Pasalnya, orang tuaku memaksaku untuk menikah dengan pilihan mereka. 

Sebenarnya berat, tapi lebih baik aku mengecewakan Ayu, daripada aku harus mengecewakan orang tuaku.(*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co