Sentuhan Papah Tiri Membuatku Bergelinjang, Aku Lemas Dibuatnya

04 April 2021 22:22

GenPI.co - Namaku Ratna, saat ini aku berusia 23 tahun. Menginjak umur ini tentu harusnya menjadi hal yang cukup menantang karena setelah kelulusan kuliah harus kembali beradaptasi di ruang lingkup baru, yakni pekerjaan.

Namun, berbeda dengan aku yang sampai saat ini masih saja pengangguran di rumah.

BACA JUGA: Cuma Setengah Jam, Dosen Keren Membuatku Lemas di Ruangannya

Padahal rasanya aku tidak terlalu bodoh untuk bisa bekerja di salah satu perusahaan ternama, lantaran IPK-ku cukup membanggakan 3,68.

Tetapi, perntanyaannya sekarang kenapa sampai saat ini semua lowongan yang aku masuki masih saja belum mendapatkan jawaban.

Hal ini sangat membuat aku gerah dan cukup menyesal lulus dengan nilai tinggi rupanya tidak menentukan nasib jadi baik juga.

Disaat aku merenung hal itu, sontak tiba-tiba kaget, karena papah tiriku memanggil namanya.   

"Ratna! makan dulu sayang kamu bangunnya siang banget itu lauk nanti dingin semua," ucap papah angkatku dari ruang tamu.

Kaku pun hanya membalas dengan menjawab. "Iya sebentar lagi," ucapku.

"Ayo anak gadis harus semangat, bangun lebih pagi biar rezeki nggak dipatok ayam," sahut papa lagi.

"Ah rezekinya belum ada, kerjaan aja nggak punya," jawabku sambil duduk di ruang makan

"Pesimis banget, makanya hidup harus semangat biar Tuhan juga semangat kasih kamu berkat," kata papah yang memberi semangat, sambil mencium keningku.

"Iya pah, makasih ya pah i love you" pelukku manja terhadap papah.

"Love more nak, yuk dimakan dulu, siang ini papah harus balik ke kantor untuk meeting," terangnya.

Walau dia papah tiriku, dia adalah panutanku untuk kelak aku menemukan pria yang menjadi pasangan hidupku nanti.

Papah tiriku bagaikan pria yang sangat sempurna di mataku. Kadang aku dibuat meronta-ronta disentuh olehnya. Sungguh beruntung mamah bisa mendapatkan sosoknya yang sangat penuh cinta kasih.

Sontak  pikiranku melayang, seandainya aku bisa hidup bersamanya selamanya.

Mengingat, aku adalah anak tunggal dan hidup di sebuah keluarga yang berkecukupan. Seperti anak tunggal pada umumnya, di usia segini rasannya cukup kesepian di rumah karena tidak memiliki saudara kandung lagi.

Apalagi Mamah selalu sibuk ngurusin kerjaanya di luar kota. Maka dari itu aku selalu ada di rumah bersama dengan papah yang mengurus aku dan memenuhi segala kebutuhan yang aku perlu.

"Pah, jangan pulang malam- malam, ya," kirim pesanku pada papah tiri.

"Ya nak, semangat yaa cari kerjanya apply yang banyak aja dulu di jobstreet atau tanya teman," balas papah tiriku melalui whatapp.

Papah adalah orang yang bisa membuat aku rasanya kembali hidup. Cara dia memperlakukan aku tidak hanya sebatas anak tapi juga seorang sahabat.

Bahkan, selama mamah pergi tidak jarang aku tidur bersama dengan papah tiri, karena aku merasa masih takut untuk tidur sendirian semenjak 2 tahun lalu setelah kepergian papah karena serangan jantung saat tertidur.

BACA JUGA: Duda Keren Itu Sungguh Memesona, Aku Lemas Dibuatnya

Setelah setahun kepergian papah, akhirnya mamah memutuskan untuk menikah lagi dengan seseorang yang aku panggil papah tiriku saat ini.

Memang mamah jauh lebih tua dibandingkan dengan papah. Namun, hal tersebut tidak menjadi sebuah batasan kedewasaan dari papah yang selalu membuat aku terpesona. Pria 35 tahun ini selalu membuat aku jatuh cinta pada pandangan pertama.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co