Kisah Mualaf: Pesan Papa Sangat Dalam, Aku Masih Ingat

19 April 2021 18:05

GenPI.co - Assalamualaikum. Perkenalkan namaku Maria Greattania Rossari. Aku adalah mualaf.

Alhamdulillah ini adalah tahun ketiga aku menjalani puasa saat Ramadan.

BACA JUGAKisah Mualaf: Aku Bingung saat Pertama Kali Salat, Ternyata…

Aku mau berbagi sedikit cerita sampai aku menjadi mualaf. Suatu malam aku bermimpi sangat buruk.

Aku mengalami musibah yang sangat dahsyat antara hidup dan mati. Aku begitu takut sampai berlari mencari perlindungan.

"Allahuakbar. Allahuakbar," seruku di dalam pelarian itu.

Entah bagaimana nama yang indah itu bisa aku panggil. Aku masih heran sampai sekarang mengapa nama itu yang aku panggil di dalam mimpi burukku?

Sejak saat itu, aku mulai mencari tahu. Tak perlu waktu lama, aku memutuskan mengikuti jalan Allah SWT.

Mimpi buruk itu aku alami tiga tahun lalu. Aku pun mantap menyebutkan dua kalimat syahadat.

Pada tahun pertama Ramadan, aku tidak berpuasa karena tengah mengandung.

Aku belum terbiasa berpuasa sehinga memutuskan tidak mengikutinya, apalagi ada si dedek di dalam rahimku.

Namun, pada tahun kedua aku menjadi muslimah, aku lancar berpuasa. Aku sudah berlatih berpuasa Senin dan Kamis, seperti kata ustaz yang membimbingku.

Alhamdulillah puasa pertamaku berjalan lancar, meski harus mangkir karena datang bulan.

Aku juga tidak berniat mencuri-curi batal puasa, meski cacing di perutku terkadang mengadakan konser. He he he.

Sungguh nikmat memang apa yang diberikan Allah. Semua makanan yang aku santap saat buka puasa rasanya nikmat sekali.

Biasanya, sih, kegiatanku bareng keluarga ngabuburit mencari takjil.

Terkadang, aku mengisi waktu kosongku saat libur kerja pergi ke rumah mertua untuk masak bareng.

Hari-hari saat Ramadan memang indah. Aku bisa berkumpul bersama keluarga.

Saat hari raya, rasanya benar-benar suatu kegiatan yang besar. Banyak keluarga suami yang bersilaturahmi dan seru banget .

Jujur, lidahku masih belum terlalu fasih melafalkan ayat suci Al-Qur'an saat salat.

Bahkan, saat awal memeluk Islam, aku masih mengandalkan buku bacaan salat.

Alhamdulillah, imamku mau membantu mengajari menggaji. Mulai iqra hingga sudah pernah khatam Al-Qur'an.

Aku juga sangat bersyukur keluarga intiku menerimaku meski berbeda keyakinan.

BACA JUGA: Kisah Mualaf: Masuk Islam Bukan Hal yang Sulit

Pesan papa yang paling aku ingat adalah apa pun agamamu, laksanakanlah dengan baik.

Insyaallah aku mampu melaksanakan amanat papa.  Aku sangat bersyukur dikelilingi orang baik, keluarga yang melindungi dan saling toleransi. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co