Puasa 17 Jam Lamanya, Tidak Membuat Aku Patah Semangat

20 April 2021 08:40

GenPI.co - Namaku Ragil Kurniawati. Tahun ini aku merasakan suasana berpuasa yang berberbeda dari tahun- tahun sebelumnya. 

Bila sebelumnya aku menjalankan puasa di Klaten, Jawa Tengah kini menikmati Ramadan sendirian di Istanbul, Turki.

BACA JUGAAlyssa Soebandono Rindu Pulang Kampung Bertemu Papa dan Mama

Di negeri orang, aku sedang menempuh pendidikan pascasarjana, mengambil jurusan Radio dan Televisi di Marmara University Istanbul. 

Sejujurnya menyenangkan bisa merasakan suasana berpuasa yang berbeda. 

Namun, tak bisa dipungkiri aku sering kali rindu sahur, berbuka puasa, hingga mencicipi makanan khas yang biasanya banyak hadir di Bulan Suci.

Menahan haus dan lapar selama 17 jam tentu adalah cobaan yang sangat berat. Terlebih, memasuki bulan puasa biasanya di tempatku memasuki musim panas. Sehingga rasa haus semakin terasa. 

Tak hanya itu, bila perkuliahan sedang sangat aktif, aku harus berjalan kaki untuk dapat ke titik di mana aku bisa menaiki transportasi umum, di tengah panasnya cuaca harus tetap menguatkan iman agar tidak batal puasa.

Tidak jarang aku selalu membayangkan betapa serunya masa-masa berkumpul bersama keluarga, saat merayakan Ramadan. 

Kumpul keluarga besar unutuk berbuka puasa bersama, mengajukan makanan kesukaan, hingga bagi-bagi tunjangan hari raya (THR) untuk keponakan yang masih kecil.

BACA JUGARamadan saat Covid-19, Membuatku Rindu SOTR

Walau menjalankan puasa di negeri orang, aku bersyukur di Turki ini 99 persen penduduknya adalah muslim. Sehingga nuansa puasa sangat terasa. 

Selama tinggal di asrama di masa pandemi, aku memutuskan untuk memasak sendiri agar bisa lebih menjaga kesehatan diri sendiri juga orang lain.

Tempe mendoan dan es teh manis adalah makanan yang paling aku rindukan saat berbuka puasa. 

Pernah sesekali terpikir untuk memasak tempe. Namun, pada akhirnya aku membatalkan niatku, karena harga mentahnya saja sudah sangat tinggi.

Untuk mengobati rasa rindu yang tak bisa lagi dipendam, video call bersama keluarga saat jam buka puasa di Turki pukul 20.00, sedangkan di Indonesia sudah menunjukan pukul 12 malam.

Hal tersebut aku lakukan, tentu untuk merasakan nuansa berbuka puasa bersama keluarga. Walau sebatas komunikasi virtual. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co