Antisipasi Varian Omicron, Ekonomi Indonesia Jangan Mundur Lagi

01 Desember 2021 11:50

GenPI.co - Direktur Center of Law and Economics Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan antisipasi cepat dari pemerintah bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di positif di kuartal terakhir 2021 dan 2022.

Bhima mengatakan efek varian omicron terhadap ekonomi dalam negeri tergantung pada antisipasi dan respons pemerintah.

Dia pun menilai perlunya kebijakan yang bisa mencegah penyebaran varian baru ini ke dalam negeri.

BACA JUGA:  3 Rekomendasi Kripto Awal Desember 2021

“Misalnya menutup pintu kedatangan WNA dari negara yang terindikasi mengalami lonjakan kasus baru, memperpanjang waktu karantina bagi yang baru saja dari luar negeri, pencegahan penyebaran virus di tempat destinasi wisata, perkantoran dan pintu masuk WNA,” kata dia dikutip GenPI.co, Rabu (1/12)

Selain itu, pemberian booster vaksin Covid-19 bagi pekerja yang rentan seperti pegawai hotel, transportasi, bandara dan tenaga kesehatan juga perlu.

BACA JUGA:  Ridwan Kamil Beber Digitalisasi Desa untuk Pertumbuhan Ekonomi

Bhima juga menyarankan untuk menyiapkan pencadangan dana SILPA atau sisa anggaran yang tidak terserap, untuk anggaran kesehatan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus.

"Kalau antisipasi pemerintah cepat maka efek ke pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke IV maupun tahun 2022 masih terjaga positif. Harapannya tidak ada PPKM ketat lagi di level 3 maupun 4," papar dia.

Sejalan dengan hal tersebut, Bhima menekankan pentingnya mendukung pemulihan daya beli dengan berbagai program pemerintah seperti melanjutkan bantuan usaha produktif, bantuan subsidi upah dan kerja sama dengan platform digital untuk ketahanan UMKM, meskipun ada ancaman terhambatnya mobilitas ke tempat ritel fisik.

Pada kesempatan lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga berharap perbaikan ekonomi pada kuartal IV dan tahun depan bisa berlanjut sehingga mampu mencapai pertumbuhan ekonomi antara 3,5-4,0% pada tahun 2021.

Hal tersebut karena pemerintah juga mendapat pembelajaran dari kasus varian delta dan melonjaknya kasus akibat libur nasional yang membuat perekonomian dalam negeri terpukul.

"Ini kinerja karena tentu saja dua kuartal yang sangat sulit yaitu kuartal pertama ketika kita juga melihat peningkatan kasus pasca Natal. Serta tahun baru, Maret lalu. Kemudian gelombang kedua Delta Varian tahun ini, antara Juli hingga pertengahan Agustus," ucap Sri Mulyani. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co