GenPI.co - Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai perang Rusia melawan Ukraina akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia.
Menurutnya, jika eskalasi meluas dan melibatkan banyak negara, keuangan Indonesia bakal terdampak.
Dia berkaca pada kurs alias nilai tukar rupiah yang sudah mencapai Rp 14.500 per USD.
“Ini akan terus bergerak diperkirakan akan mendekati level Rp 15 ribu," ujar Bhima kepada GenPI.co, Minggu (27/2).
Bhima menjelaskan hal itu akan menimbulkan destabilisasi dan merugikan prospek pemulihan serta stabilitas moneter yang ada di Indonesia.
"Sebab, bertepatan dengan tapering off dan juga kenaikan suku bunga yang terjadi di negara-negara maju," jelasnya.
Bhima menyebut efek dari harga komoditas minyak mentah sudah tembus di angka USD 100 per barel.
"Ini jelas akan meningkatkan inflasi serta membuat biaya pengiriman barang dan logistik akan lebih mahal," tambahnya.
Dia menuturkan dampak lain ialah harga kebutuhan pokok makin meningkat, daya beli masyarakat rendah, dan subsidi energi membengkak signifikan.
"Sebab, pada asumsi makro APBN harga minyak hanya tercatat USD 63 per barel," ucap Bhima. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News