GenPI.co - Mantan menteri keuangan Chatib Basri mewanti-wanti kebijakan PT Pertamina (Persero) yang berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.
Meski bukan BBM bersubsidi, kenaikan harga Pertamax akan membuat adanya selisih harga yang besar dengan Pertalite.
Pertalite diputuskan menjadi BBM penugasan (subsidi) sehingga banderolnya tidak berubah atau Rp 7.650 per liter.
Sementara itu, harga Pertamax diisukan bakal mengalami kenaikan menjadi Rp 16.00 per liter.
"Bisa terjadi migrasi dari Pertamax ke Pertalite," kata Chatib dikutip dalam akun Twitter-nya, Kamis (31/3).
Dia menilai saat migrasi terjadi, praktis konsumsi Pertalite yang sudah menjadi BBM penugasan menjadi meningkat.
Dalam praktiknya, BBM penugasan selalu ditentukan kuotanya. Saat konsumsi Pertalite meningkat, kuota yang ditetapkan berpotensi jebol.
Efek gandanya beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk BBM bersubsidi juga makin meningkat.
"Bisa terjadi over kuota dan beban APBN naik tajam," ujarnya.
Chatib menyarankan skema subsidi disalurkan secara langsung bukan dengan barang sehingga bisa tepat sasaran.
"Lebih baik targeted subsidi ke orang daripada barang," tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News