GenPI.co - Harga sawit atau crude palm oil (CPO) melonjak dan sempat menguat 4,5 persen pada Selasa (5/4), mencatatkan kenaikan terbesar dalam hampir sebulan.
Kenaikan itu menyusul kembali memanasnya perang Rusia Ukraina sehingga mendorong kekhawatiran ketatnya pasokan minyak nabati dan komoditas strategis lainnya.
Kontrak minyak sawit untuk pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange menguat MYR 218 atau 3,83 persen menjadi MYR 5.910 (USD 1.385,71) per ton.
Sementara itu, minyak mentah berjangka memperpanjang kenaikan karena Amerika Serikat (AS) dan Eropa merencanakan sanksi baru untuk Rusia.
Hal ini menambah kekhawatiran tentang gangguan pasokan dan menjadikan kelapa sawit pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
Kedelai Chicago berjangka juga naik karena pasokan global yang tidak pasti.
Hal ini menimbulkan harapan negara-negara Eropa akan beralih ke minyak sawit sebagai alternatif minyak bunga matahari dan rapeseed.
Di Malaysia, ekspor selama 1-5 April turun 45 persen menjadi 107.980 ton dari periode yang sama pada Maret.
Permintaan minyak sawit diperkirakan meningkat pada Mei dan Juni ketika harga bergerak turun.
Produksi sawit di Malaysia juga akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena cuaca membaik.
Sementarai tu, harga kedelai di Chicago Board of Trade naik 0,9 persen setelah naik 1,6 persen semalam.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News