Sempat Naik 10 Persen, Harga Sawit Sekarang Ambrol

29 April 2022 14:34

GenPI.co - Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) merosot pada Kamis (28/4) setelah meroket di sesi sebelumnya.

Indonesia memutuskan untuk melarang ekspor minyak sawit dan olahannya, meski industri menilai kebijakan itu bersifat sementara.

Kontrak minyak sawit untuk pengiriman Juli di Bursa Malaysia Derivatives Exchange merosot MYR 77 atau 1,1 persen menjadi MYR 6.910 (1.584,86) per ton.

BACA JUGA:  Simak, Harga Sawit Riau hingga 10 Mei Naik, Ini Daftarnya

Kontrak minyak itu sempat naik hingga 10 persen pada Rabu (27/4) setelah Indonesia mengejutkan pasar dengan memperluas cakupan larangan ekspor sawit dan olahannya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kebijakan larangan ekspor sawit untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan dengan harga yang stabil.

BACA JUGA:  RI Larang Ekspor Minyak Goreng, Harga Sawit Makin Mendidih

Dia lebih memprioritaskan hal tersebut ketimbang mengamankan pajak atau pendapatan ekspor.

"Harapannya larangan itu akan dicabut dalam tiga minggu," kata pendiri palm oil analytics Sathia Varga.

BACA JUGA:  Larangan Ekspor Sawit, RI Akan Kelebihan Pasokan 32 Juta Ton

Dia memperkirakan larangan ekspor Indonesia akan memangkas 1,52 juta ton sawit sebulan dari pasokan global.

Dewan minyak sawit Indonesia Sahat Sinaga menuturkan pemerintah ingin masalah minyak goreng bisa teratasi maksimal setelah Idulfitri, atau awal Mei.

Gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia (Gapki) mengatakan pihaknya bekerja sama dengan instansi pemerintah dan perusahaan negara untuk memastikan pasokan dan keterjangkauan minyak goreng.

Kontrak soyoil teraktif Dalian naik 1,8 persen, sementara kontrak minyak sawitnya menguat 5 persen.

Harga kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,8 persen setelah reli ke rekor tertinggi pada sesi sebelumnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ranto Rajagukguk

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co