Perekonomian Global Melambat, Kinerja Lembaga Jasa Keuangan Membaik

10 Oktober 2022 17:30

GenPI.co - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sistem keuangan terjaga dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan membaik.

Hal tersebut berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional di tengah pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter yang agresif, dan peningkatan tensi geopolitik yang berkepanjangan.

Di sektor perbankan, penyaluran kredit perbankan nasional pada Agustus 2022 tumbuh relatif stabil 10,62% (yoy), utamanya ditopang oleh kredit jenis modal kerja yang tumbuh sebesar 12,19% (yoy).

BACA JUGA:  Menko Airlangga Dukung OJK Berikan Edukasi ke Masyarakat

"Secara month to month, nominal kredit perbankan naik sebesar Rp 20,13 triliun menjadi Rp 6.179,5 triliun," ujar Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan dan Manajemen Strategis Kantor Regional 2 Jabar OJK Aulia Fadly, Senin (10/10/2022).

Sementara itu, laju pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Agustus 2022 tercatat sebesar 7,77% (yoy) menjadi Rp 7.608 triliun.

BACA JUGA:  Kominfo Geram PayPal Tak Berizin: Di OJK Saja Tidak Terdaftar

Penghimpunan dana di pasar modal nasional mencapai Rp 175,34 triliun dengan emiten baru tercatat 48 emiten.

Sementara di sektor industri keuangan non-bank nasional, akumulasi pendapatan premi perusahaan asuransi periode Januari - Agustus 2022 mencapai Rp205,90 triliun atau naik 2,10% (yoy).

BACA JUGA:  Dorong Pertumbuhan Kredit, OJK Fokus Pada 4 Hal Ini

"Nilai outstanding piutang pembiayaan pada Agustus 2022 meningkat 8,57% (yoy) menjadi Rp 389,54 triliun," ujarnya.

Profil risiko lembaga jasa keuangan nasional pada Agustus 2022 juga masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan tercatat sebesar 0,79% (NPL gross 2,88%) dan rasio NPF net Perusahaan Pembiayaan sebesar 0,70% (NPF gross 2,60%).

Sementara untuk periode yang sama, stabilitas sistem keuangan Jawa Barat masih dalam kondisi terjaga dan meneruskan pertumbuhan positif yang cenderung meningkat sejak pelonggaran aktivitas masyarakat dan melandainya kasus covid-19.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masyarakat oleh Perbankan Jawa Barat bertumbuh sebesar 6,75% (yoy).

Seiring pertumbuhan DPK, penyaluran kredit/pembiayaan perbankan Jawa Barat juga tumbuh positif sebesar 8,02% (yoy).

"Risiko kredit yang berada pada level yang manageable dan makin membaik dengan indikator Non-Performing Loan (NPL) gross Agustus 2022 sebesar 3,54% (Agustus 2021: 4,12%)," jelasnya.

Dari penetrasi pasar modal di Jawa Barat, jumlah Single Investor Identification (SID) tercatat bertumbuh 75,2% menjadi sebanyak 2,1 juta atau 22,3% dari total SID Nasional dan menempati posisi pertama diikuti DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Tren peningkatan SID ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berinvestasi pasar modal di Jawa Barat tergolong cukup masif dibandingkan daerah lain. Adapun transaksi saham per Agustus 2022 mencapai Rp254 triliun atau sekitar 10,18% dari transaksi nasional.

Sementara dari perusahaan pembiayaan, meskipun masih mengalami pertumbuhan yang sedikit terkontraksi sebesar -0,15%, rasio NPF mengalami perbaikan dari sebelumnya tertinggi sebesar 4,28% di tahun 2021, menjadi 3,16% di Agustus 2022.

Adapun kredit restrukturisasi oleh perbankan Jawa Barat tercatat sebesar Rp 86,9 Triliun atau sebesar 16,5% dari total kredit yang disalurkan oleh perbankan Jawa Barat.

Jumlah itu mengalami penurunan yang signifikan sebesar 24,76% dari titik tertinggi di periode Desember 2020 sebesar Rp 115,5 triliun.

"Hal itumenunjukkan tingkat kemampuan membayar debitur terus mengalami perbaikan seiring dengan pemulihan dunia usaha dan meningkatnya konsumsi masyarakat," tuturnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co