Jadi Agen BRILink, Ibu Rumah Tangga Asal Solo Ini Sukses Salurkan Kredit Ultra Mikro

27 Maret 2024 20:50

GenPI.co - Ibu rumah tangga (IRT) asal Serengan, Kota Solo, Jawa Tengah, Tika Novianti, senang bisa membantu keuangan keluarga dengan menjadi Agen BRILink dalam 2 tahun terakhir. Tak cuma itu, kini dia sukses menjadi penyalur kredit ultra mikro dengan program kredit cepat (Kece) tanpa agunan dari Bank BRI.

“Sebenarnya yang mengajukan adalah adik saya (Agen BRILink), tapi enggak kepakai terus saya pakai, mbak,” kata dia, saat ditemui GenPI.co di rumahnya di Solo, Rabu (6/3) lalu.

Sebelumnya, dia kerap menjadi pemasok bulu ayam sebagai bahan baku pembuatan kok di kampungnya. Kecamatan Serengan tempat dia tinggal dikenal sebagai sentra usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) shuttlecock (kok) untuk badminton.

BACA JUGA:  Cerita UMKM di Solo Terbantu KUR BRI, Bunga Murah dan Syarat Gampang

Tak hanya membantu menyalurkan kredit bagi pelaku UMKM kok, Tika juga memfasilitasi penyaluran Kece bagi warga setempat yang memiliki usaha kecil-kecilan. Terlebih bagi mereka yang tidak memiliki agunan, tapi ingin menambah modal usaha.

Warga Kampung Makam Bergolo, Serengan, Solo, ini semula sukses menggaet 20-an nasabah Kece di luar pelaku bisnis kok di kampungnya sejak tahun 2022 lalu. Mereka yang bergabung adalah pemilik warung hingga usaha kecil-kecilan. Nominal kreditnya Rp 4 juta - Rp 5 juta/orang. 

BACA JUGA:  Jadi Agen BRILink, BUMDes Tumang Sukses Bantu UMKM Kerajinan Tembaga hingga Jadi Pemenang Desa BRILian

Syarat yang diajukan untuk bisa mendapatkan Kece juga terbilang mudah. Debitur cukup melampirkan KTP, KK, surat nikah, NPWP hingga surat usaha. Kece ini berjangka 3 bulan sekali dengan angsuran Rp 350.000 setiap pekannya. Pesertanya kebanyakan memanfaatkan kredit ini untuk menambah modal usaha. 

Dalam proses ACC, dia meminta bantuan sang ayah, Sarno, yang merupakan pemilik kluster UMKM shuttlecock T3 untuk mengecek profil calon debitur. Hal ini untuk memastikan calon debitur itu sanggup membayar angsuran di kemudian hari.

BACA JUGA:  BRImo Bikin Nasabah di Solo Makin Mudah Kelola Keuangan, Bisa Transaksi hingga Investasi

“Sekarang nasabah (Kece) tinggal 8 orang. Sebenarnya enggak macet, mbak. Cuma kemarin ada Pemilu itu, mereka mandeg dulu ambil kreditnya. Biasanya kalau semua sudah lunas angsurannya, dari BRI ngasih tahu program kredit apa begitu,” tutur dia.

Keuntungannya, setiap pengajuan 1 nasabah Kece, dia mendapatkan sharing fee Rp 50.000. Apabila semua nasabahnya rutin membayar angsuran setiap pekan, maka dia akan mendapat tambahan sekitar Rp 35.000 - Rp 50.000 per bulan dari BRI.

Selain sebagai penyalur kredit Kece, banyak warga yang memanfaatkan fasilitasnya sebagai Agen BRILink untuk membayar berbagai angsuran. Warga juga kerap membayar tagihan listrik, BPJS, membeli pulsa, pulsa token listrik, transfer hingga top up e-wallet

Dalam sehari, Tika bisa melayani 10 kali transaksi lewat aplikasi BRILink Mobile di handphone miliknya. Dia mematok biaya tambahan (administrasi) Rp 5.000 dalam sekali transaksi. Sebagai contoh, layanan transfer bank Rp 100.000-Rp500.000 biayanya Rp 5.000, sementara nominal Rp 600.000 - Rp 1 juta kena admin Rp10.000.

“Dari BRI suruh ngasih tarif, tapi dari sayanya ya segitu cukup (Rp 5.000), yang penting rutin,” ujar dia.

Menurut dia, perannya sebagai Agen BRILink ini membantu ibu rumah tangga seperti dia untuk menambah penghasilan bagi keluarga. Pelanggan tinggal mendatangi rumahnya untuk berbagai keperluan pembayaran ataupun transaksi. Rutinitasnya selain mengantar anak-anak ke sekolah, dia membantu orang tuanya membuat kok. 

“Kalau udah kenal banget, tinggal WA saya butuhnya apa. Saya standby di rumah jam 5 sore, jadi mereka bayar ke sini,” tutur dia.

Dia berharap ke depan akses Agen BRILink Tika Shuttlecock miliknya bisa digunakan untuk tarik tunai. Keinginan ini berawal dari banyaknya warga yang menanyakan layanan tarik tunai kepadanya. 

Selain itu, banyak warga di kampungnya mendapat bantuan program keluarga harapan (PKH). Apabila layanan Agen BRILink-nya dilengkapi tarik tunai, maka warga bisa mengambil dana bantuan PKH di tempatnya.

“Sudah saya ajukan ke BRI, tapi belum dapat. Mungkin karena transaksi di saya masih terbatas. Saya juga belum punya mesin EDC (electronic data capture). Semoga ke depannya bisa dapat akses, mbak,” curhat dia.

Sementara itu, Pimpinan Cabang (Pinca) BRI Slamet Riyadi Solo Agung Ari Wibowo menjelaskan perkembangan transaksi Agen BRILink di wilayahnya terus meningkat setiap bulan. Agung dan jajarannya juga rajin melakukan mapping per kelurahan.

“Rekap total transaksi sebanyak 118.237 transaksi dengan menghasilkan fee based Rp 346 juta,” ujar dia, saat ditemui di kantornya di Solo, Senin (18/3).

Agung membeberkan layanan yang paling sering digunakan di Agen BRILink adalah transfer sesama BRI. Selain itu, warga kerap memanfaatkan fasilitas lain seperti membeli pulsa, bayar PBB hingga PDAM.

“Dengan sistem sharing fee dengan BRI dan agen mengambil keuntungan tunai sesuai dengan ketentuan batas maksimal tarik di Agen BRILink,” jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co