Yuk Pahami Gempa Bumi Selat Sunda Kemarin

04 Agustus 2019 07:00

GenPI.co — Gempa bumi Selat Sunda yang terjadi Jumat malam 2 Agustus 2019 kemarin berpusat di barat daya selat Sunda. Titik itu merupakan selat yang mempertemukan pulau Sumatra dan Jawa. Sebuah lokasi yang menjadi bagian dari sebuah garis panjang dari ujung utara Sumatra sampai ujung tenggara Maluku. Yang artinya, itu adalah titik berbagai gempa di Indonesia bersumber.

Garis panjang itu adalah pertemuan antara lempeng India-Australia dengan lempeng Sunda.  Gerakan lempeng India-Australia akhirnya menabrak lempeng Sunda lalu mendesaknya dengan sangat kuat sebelum akhirnya masuk ke bawah lempeng Sunda. 

Akibatnya, tercipta jajaran kepulauan di sisi barat Sumatra akibat kenaikan daratan dan adanya parit yang amat dalam di sisi selatan Jawa sebagai akibat penurunan daratan.

Semua benda yang ditekan memiliki daya tahannya sendiri yang bila terlampaui akan menyebabkan patah atau pecah. Dalam hal lempeng muka bumi, ketika pertemuan terjadi di antara dua lempeng dan tekanannya melampaui daya tahan salah satunya maka akan terjadi gerakan yang melepas energi yang sangat besar. 

Pelepasan energi sebesar itu akan menimbulkan gempa, yang jika terjadi di bawah laut maka akan menyebabkan energinya mengalir pula melalui air. 

Lalu energi ini menjalar dengan cepat membentuk gelombang yang ketika mendekati daratan maka ukurannya akan menjadi semakin besar yang dinamakan tsunami.

Contoh untuk kejadian ini adalah tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004 dan disebabkan oleh gempa bawah laut 85 kilometer di sebelah barat Kota Banda Aceh. Kejadian semacam ini ditengarai terjadi pula di masa lampau di sisi selatan pulau Jawa, sekitar tahun 1600-an. Pada masa itu diperkirakan terjadi tsunami yang melanda pesisir selatan jawa bagian tengah, kejadian yang diduga menjadi awal kemunculan legenda ratu penguasa pantai selatan jawa.

Baca juga:

BMKG Bantah Isu Adanya Gempa Susulan 9 Magnitudo

Update BNPB Korban Jiwa Gempa 6,9 M Banten, 5 Orang Meninggal

Tsunami di selatan jawa ini menyempurrnakan ketakutan penduduk akan laut di hadapan mereka. Palung sedalam ribuan meter membuat orang yang tengggelam akan hilang tidak muncul kembali ke permukaan, kemungkinan akan mendarat di dasar palung Jawa yang dapat mencapai kedalaman 7.725 meter. 

Tumbukan antara lempeng India-Australia dan lempeng Sunda ini akan terjadi terus menerus selama jutaan tahun. Namun jangan cemas karena gempa dan tsunami tidak akan setiap hari terjadi, traveler hanya perlu melengkapi diri dengan pengetahuan mitigasi bencana agar dapat menyelamatkan diri saat bencana gempa bumi terjadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Maulin Nastria Reporter: Robby Sunata

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co