GenPI.co - Untuk pertama kalinya karya desainer furniture Indonesia akan mejeng di gelaran Maison et Objet, pameran dagang (trade fair) terbesar di bidang kriya dan desain interior di Eropa, tepatnya di Paris Nord Villepinte Exhibition Centre, Paris, Perancis pada tanggal 6 – 10 September 2019.
Dibawah naungan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), sejumlah 24 desainer furniture lokal terbaik akan berpartisipasi. Keikutsertaan delegasi Indonesia ini merupakan komitmen Bekraf untuk meningkatkan nilai ekspor produk ekraf lokal menuju pasar global.
“Ini sekaligus juga menunjukkan bahwa industri mebel kita sudah move on, siap mengubah wajah baru kerajinan Indonesia ke pasar global. Indonesia bukan sebagai pembuat replica, melainkan mampu menciptakan dan menjadi trendsetter,” ungkap Joshua Simandjuntak, Deputi Pemasaran Bekraf saat konferensi Pers di Jakarta, Selasa (27/8).
Para pameran kali ini, Stand paviliun Indonesia mengusung konsep Tropical Living seluas 84 meter persegi menempati lokasi strategis dekat pintu utama, tepatnya di Hall 5A, Stand R10 S9, Hell’s Gate Access L6 di sektor “Unique & Eclectic”.
Nantinya Bekraf menghadirkan 24 jenama lokal yang sudah terseleksi melalui proses kurasi yang sangat ketat. Di bawah brandIdentities produk unggulan yang terpilih di antaranya: AIEVL Design Studio, Alfath Kurniadi, Budi Pradono, Djalin, Kayou, Du’Anyam, Threadapeutic, Bika Living, Vivere, Rattan of Indonesia, Keratons, DUA Lighting, Kandura, Conture, Bermock, Nouvwerks, Juno Home, Roa, SPEDAGI, Super Rattan, UMA Design, Siji, Moire Rugs dan Pala Nusantara.
Joshua optimis, dalam pameran tersebut bisa mencapai target transaksi sebesar 2 juta Euro. Optimisme Joshua merujuk pada keberhasilan pameran desain tahun sebelumnya, Salone del Mobile di Millan, Indonesia berhasil membukukan transaksi hingga 1,6 juta Euro.
“Sebagai sebuah pameran yang paling bergengsi, Maison et Objet sangat ketat dalam memilih produk-produk yang akan dipamerkan. Karena itu, Bekraf dengan dukungan Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) selama kurang lebih setahun melakukan proses seleksi sesuai standar Maison,” lanjut Joshua.
Ketua Dewan Kurator, Francis Surjaseputera menjelaskan, proses kurasi dimulai dari pengumpulan data calon peserta yang sepenuhnya dilakukan via online terkumpul sebanyak 86 peserta dari berbagai kategori yakni craft, unique decorative, furniture object, contemporary design, rugs,tableware, lighting, dan luxuary brand.
Kemudian, diseleksi secara administrative menjadi 56 peserta, dengan mempertimbangkan diantaranya pada tema produk, penajaman target pasar, kesanggupan produksi dan adanya kerja sama dengan industri manufaktur.
“Dari 56 peserta terpilih lagi menjadi 36 peserta, yang tak kalah ketat proses seleksinya soal produk. Bukan hanya pada fungsional produk tetapi juga aspek social (social impact) dalam proses pembuatannya,” ujar Francis.
Baca juga:
Pameran di Jepang, KKP Raup Nilai Ekspor Ikan USD 42,62 Juta
Survei Sebut Milenial Indonesia Hobi Solo Travel ke Eropa - Asia
Pameran yang merupakan benchmark para kreatif dunia ini diselenggarakan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan September dan Januari. Tiap gelarannya berhasil menyedot perhatian lebih dari 84 ribu pengunjung dan melibatkan 2.990 brand dari 65 negara.
Dalam partisipasi perdana ini, Bekraf berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Prancis, merangkap Andorra, Monako dan UNESCO serta Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII).
Jangan lewatkan video populer ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News