GenPI.co - Riasan pernikahan di setiap daerah memiliki makna yang berbeda, salah satunya adat Sunda.
Jika adat Jawa menggunakan paes, adat Sunda umumnya menggunakan siger atau mahkota. Aksesori yang melekat pada kepala tersebut memiliki makna suci.
BACA JUGA: Pentingnya Dua Tahun Pertama Pernikahan Jadi Fondasi Rumah Tangga
Siger memiliki makna harapan akan rasa hormat, kearifan dan kebijaksanaan dalam pernikahan. Mahkota yang digunakan berbeda dengan siger Lampung, siger Sunda terbuat dari campuran logam dan memiki berat 1,5-2 kg.
Mahkota ini bermakna harapan akan rasa hormat, kearifan, dan kebijaksanaan dalam pernikahan.
Biasanya pengantin Sunda Beberapa pengantin adat memakai hiasan daun sirih di keningnya. Daun sirih tersebut biasanya berbentuk wajik dan merupakan lambang penolak bala.
Selain itu, di bagian sanggul terdapat enam kembang tanjung yang berbentuk seperti kupu-kupu kecil. Hiasan ini melambangkan kesetiaan sang perempuan pada pasangannya.
Sama seperti pengantin adat Jawa, pengantin perempuan adat Sunda juga mengenakan tujuh kembang goyang di sanggulnya.
Namun, bedanya pada adat Sunda terdapat lima buah kembang goyang menghadap ke depan dan dua lainnya menghadap ke belakang.
BACA JUGA: 5 Manfaat Mengikuti Konseling Pernikahan bagi Calon Pengantin
Hiasan ini sendiri bermakna kalau perempuan harus terlihat cantik seperti bunga, baik dari depan maupun belakang. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News