Jangan Ganggu Iran, Senjata Nuklirnya Ngeri-Ngeri Sedap

21 April 2021 19:48

GenPI.co - Pembicaraan berkelanjutan di ibu kota Austria untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia semakin dekat untuk menghasilkan hasil yang dapat ditindaklanjuti karena mengalami kemajuan.

Pihak-pihak dalam Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) Iran, China, Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris, bersama dengan Uni Eropa setuju selama pertemuan Komisi Bersama di Grand Hotel Wina untuk membentuk ahli ketiga.

BACA JUGA: Koalisi Top Minta Beking PBB! Ada China, Rusia, Korut dan Iran

kelompok kerja untuk fokus pada 'langkah-langkah praktis' yang diperlukan untuk memulihkan kesepakatan.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi, ketua perunding Iran, mengatakan setelah pertemuan itu bahwa pembicaraan terus berlanjut meskipun ada kesulitan dan tantangan.

Dia juga memperingatkan bahwa setiap kali pembicaraan mengarah ke permintaan yang terlalu banyak, menghabiskan waktu, atau tawar-menawar yang tidak logis, negosiasi akan dihentikan oleh delegasi Iran.

Sedangkan, Presiden Iran Hassan Rouhani menambahkan bahwa pembicaraan di Wina telah berkembang hingga 70 persen dan pihaknya akan mencapai hasil dalam waktu singkat jika Amerika bergerak dalam kerangka kejujuran.

“Kemajuan terjadi selama dua minggu terakhir. Tetapi, lebih banyak kerja keras yang dibutuhkan. Saya terus berpikir bahwa diplomasi adalah satu-satunya jalan ke depan bagi JCPOA untuk mengatasi tantangan yang sedang berlangsung," jelas Rouhani.

Diketahui, pertemuan Komisi Gabungan terbaru terjadi tak lama setelah para ahli nuklir Iran juga memulai pembicaraan dengan perwakilan dari pengawas nuklir global.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengkonfirmasi bahwa mereka telah memulai pembicaraan dengan Iran di Wina untuk mendapatkan penjelasan tentang asal-usul jejak uranium yang ditemukan di beberapa lokasi yang sebelumnya tidak diumumkan di Iran.

Selain itu, Badan intelijen Barat percaya Iran memiliki program senjata nuklir rahasia yang ditinggalkannya pada tahun 2003.

BACA JUGA: AS-Israel Bersatu Tantang Nuklir Setan Iran, Dunia Bisa Kiamat

Sebelumnya, Iran juga telah meningkatkan pengayaan uraniumnya menjadi 20 persen setelah pembunuhan ilmuwan nuklir dan militer terkemuka, Mohsen Fakhrizadeh, pada November.

JCPOA juga membatasi pengayaan negara pada 3,67 persen. Pengayaan 90 persen diperlukan untuk penggunaan tingkat senjata.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co