Corona India Makin Ngeri, Masjid Berubah Jadi Lautan Mayat

11 Mei 2021 22:48

GenPI.co - Gelombang kedua Covid-19 yang dahsyat telah membanjiri infrastruktur kesehatan India yang sudah rusak, dengan rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen, sementara obat-obatan kritis dijual di pasar gelap yang berkembang pesat.

Platform media sosial telah dibanjiri dengan pesan SOS dari orang-orang yang meminta tabung oksigen dan masuk rumah sakit ketika pihak berwenang berjuang untuk mengatasi skala krisis.

BACA JUGA: Titah Perang Rusia Bikin Ngeri, Tantang Amerika dan NATO

Di tengah kekurangan itu, banyak tempat ibadah, termasuk masjid dan gurdwaras, di seluruh India datang untuk membantu pasien yang membutuhkan dan beberapa di antaranya telah diubah menjadi pusat perawatan untuk pasien Covid-19.

Kepala seminari di kota barat Baroda, Mufti Arif Falahi menceritakan bahwa pekerjaan berbeda selama beberapa minggu terakhir dengan menyelamatkan nyawa warga.

Bagian dari seminari Falahi di negara bagian barat Gujarat, rumah bagi Perdana Menteri Narendra Modi, telah diubah menjadi pusat perawatan darurat untuk pasien Covid-19.

"Setiap hari, kami harus menolak 50-60 orang karena kami hanya dapat menampung 142 orang dengan dukungan oksigen," kata Falahi dalam keterangannya, seperti dilasnir dari Aljazeera, Selasa (11/5/2021).
 
India kini mencatat 3.754 kematian, sedikit menurun setelah dua hari berturut-turut lebih dari 4.000 kematian. Infeksi harian mencapai lebih dari 360.000.

India adalah negara terparah kedua oleh Covid-19 dengan 246.116 kematian dan lebih dari 22 juta kasus dan 10 juta ditambahkan dalam empat bulan terakhir.

Tetapi para ahli mengatakan jumlah kasus dan korban tewas sebenarnya jauh lebih tinggi daripada angka resmi.
Kekurangan akut tempat tidur ICU

Rumah sakit di seluruh India, termasuk di ibu kota New Delhi dan pusat keuangan Mumbai, dilaporkan kini telah kehabisan ruang.

Para ahli memperkirakan bahwa India membutuhkan 500.000 lebih tempat tidur ICU untuk memenuhi krisis kesehatan yang memuncak.

Negara berpenduduk 1,3 miliar saat ini memiliki sekitar 95.000 tempat tidur ICU, menurut perkiraan Center For Disease Dynamics, Economics & Policy.

Seminari Falahi juga memiliki fasilitas isolasi 38 tempat tidur yang menyediakan obat dan makanan untuk pasien. Dia menyatakan mereka memasukkan orang-orang dari semua agama ke pusat perubahan.

“Kami berusaha membantu orang secara maksimal, tetapi kami berjuang untuk mendapatkan oksigen,” jelasnya.

Puluhan orang meninggal karena kekurangan oksigen di rumah sakit, memaksa Mahkamah Agung untuk turun tangan dan memerintahkan pembentukan satuan tugas ahli untuk melakukan 'audit oksigen'.

Di seminari yang berubah menjadi pusat Covid-19 di Baroda, Dr Jaykar Chtrabuji adalah satu dari sembilan dokter yang menjadi sukarelawan di sana.

“Ini benar-benar situasi yang membuat stres,” ungkap Chatrabuji.

Di sudut lain Baroda, Masjid Jahangirpura juga telah diubah menjadi fasilitas Covid-19 menjadi 50 tempat tidur dan pasien mengaku memiliki akses oksigen.

“Ini adalah waktu dimana kita semua harus berkumpul untuk membantu orang, itulah yang diajarkan agama kami kepada kami, " kata Muhammad Irfan selaku wali masjid.

Sebagian masjid juga telah diubah menjadi bagian rawat jalan pasien corona. Bahkan, tak jarang masjid-masjid akan berubah menjadi banyak mayat pasien corona.

BACA JUGA: Sinyal Mengerikan dari Korsel-Iran Bisa Mematikan, Dunia Melongo

"Kami memutuskan untuk menggunakan masjid untuk menjangkau orang-orang karena masjid saat ini kosong dan kami yakin kali ini orang-orang sekarat dan meninggal akan segera mendapatkan bantuan," imbuhnya.

Selain itu, di daerah Okhla, New Delhi, para pemimpin agama dan anggota komunitas memutuskan untuk membuka 20 masjid sebagai bangsal perawatan dan isolasi Covid-19.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co