Ceritu Pilu Warga Palestina Menusuk Hati, Tiap Hari Gemetar

20 Mei 2021 10:58

GenPI.co - Militer Israel telah menggempur kantong Palestina di Gaza dengan pemboman udara yang intens sejak 10 Mei, menyebabkan kematian dan kehancuran yang meluas.

Pertempuran itu terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan yang melonjak atas ancaman pengusiran paksa warga Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki, dengan pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dan melukai ratusan pengunjuk rasa Palestina.

BACA JUGA: Palestina Dibombardir Israel, Seruan PPP Menggetarkan Sanubari

Ketika Israel melewatkan tenggat waktu oleh Hamas, yang memerintah Gaza, untuk menarik pasukannya dari daerah itu, kelompok itu menembakkan roket ke arah Yerusalem.

Serangan Israel, sekarang di hari ke-10 mereka, telah menewaskan sedikitnya 227 warga Palestina, termasuk 64 anak-anak, di daerah kantong pantai yang terkepung. Sekitar 1.500 warga Palestina terluka di Gaza.

Sementara itu, serangan roket oleh Hamas dan kelompok Palestina lainnya telah menewaskan 12 orang di Israel, termasuk dua anak, dan melukai sedikitnya 300 orang.

Beberapa orang yang selamat dari serangan udara Israel di Gaza, banyak dari mereka yang ditarik dari puing-puing dan keluarga yang berduka, telah berbagi pengalaman mereka.
 
Salah satunya istri Mohammed al-Hadidi yang berusia 37 tahun, Maha al-Hadidi, yang membawa keempat anak mereka mengunjungi rumah paman mereka di kamp pengungsi Shati Kota Gaza, untuk merayakan Idul Fitri, yang menandai akhir bulan suci puasa Ramadan.

Namun, sebagian besar keluarganya meninggal malam itu dalam pemboman Israel.

“Mereka memakai baju lebaran, mengambil mainan mereka dan pergi merayakan hari kedua Idul Fitri bersama anak paman mereka. Kemudian mereka menelepon saya meminta untuk tidur di sana, saya menerimanya, mereka sangat gembira,” kata al-Hadidi dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Aljazeera, Kamis (20/5/2021).

Maha (36), dan anak-anak mereka Abdel-Rahman (8), Suhaib (14), dan Yahya (11), tewas. Hanya putra mereka yang berusia lima bulan selamat.

"Tim penyelamat mengambil anak saya yang berusia lima bulan di bawah reruntuhan. Bayi itu selamat tetapi wajahnya terluka dan kaki kanannya patah," ujar al-Hadidi.

Namun, tentara Israel mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa serangan udara itu menargetkan Youssef Abu Hatab, yang digambarkan sebagai komandan senior Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas.

Tapi al-Hadidi mengatakan dia bukan seorang komandan, ini bohong. Dia adalah pedagang biasa untuk peralatan listrik dan konstruksi, dia tidak memiliki hubungan apa pun dengan kelompok bersenjata.

"Tentara Israel tidak bisa membenarkan kesalahan ini dengan membunuh anak-anak yang tidak bersalah," tegasnya.

Selain itu, saat matahari terbenam pada hari kedua Idul Fitri, Lina al-Mutrabai'i (26), sedang menyiapkan meja sebelum makan malam ketika rumahnya diguncang oleh ledakan dan langit-langit ambruk, menutupi dirinya dan empat anggota keluarganya.

“Saya bergegas membuang puing-puing di atas tubuh saya, lengan dan bahu saya terluka, tetapi saya memikirkan putri saya pada saat itu. Lalu, saya menggendongnya dan pergi ke aula di mana suami saya menemukan kami dan membawa kami ke rumah sakit," kata dia.

Kemudian ada sebuah serangan Israel tanpa peringatan sebelumnya telah menargetkan sebuah apartemen tepat di atas apartemen mereka di sebuah bangunan tempat tinggal di jantung Kota Gaza.

Korbannya itu bernama Sara Zaher yang mengalami luka parah oleh pecahan peluru yang mengenai punggung, kaki, dan kepalanya.

“Cedera putri saya serius, dan dia membutuhkan rujukan untuk perawatan di Mesir. Saya berharap ini akan dilakukan dengan cepat," jelasnya.
 
Riyad Eshkontana (42) juga menjadi korban saat berada di apartemennya di Kota Gaza, kala itu dia tengah menonton berita sementara istrinya pergi untuk memeriksa anak-anak mereka yang sedang tidur, ketika lampu kilat merah dan kuning menerangi ruangan dan gedung mulai bergetar hebat.

“Saya lari ke anak-anak saya dan berteriak kepada istri saya, menyuruhnya membawa anak-anak keluar kamar. Tapi dalam beberapa detik, seluruh tempat itu runtuh, dan kami terkubur puing-puing," kenang Riyad.

BACA JUGA: Situasi Mendidih Bak Neraka, Warga Myanmar Dibombardir Bom Kiamat

Pada akhirnya dua putrinya yang masih kecil, dua putra, dan istrinya dinyatakan meninggal dunia.

Rentetan rudal Israel juga meratakan sejumlah bangunan lain di wilayah tersebut. Karena itu, warga Palestina pasti akan selalu dibuat gemetar oleh serangan zionis yang sangat mematikan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co