GenPI.co - Pakar hak asasi PBB di hari Senin (14/5) mengatakan bahwa mereka memiliki informasi yang dapat dipercaya terkait nasib tahanan dari komunitas minoritas di China.
Kelompok masyarakat itu mungkin menjadi sasaran pengambilan organ secara paksa.
Ke-12 ahli independen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sangat khawatir dengan hal tersebut.
“Anggota komunitas minoritas yang ditahan tampaknya telah dipaksa menjalani tes darah dan pemeriksaan organ, seperti ultrasound dan rontgen, tanpa persetujuan,” kata para pakar PBB.
Mereka menambahkan bahwa pengujian Ini bukan sesuatu yang harus dijalani oleh tahanan lain.
Dikatakan pula, hasil uji kemudian didaftarkan dalam database sumber organ hidup untuk transplantasi.
“Pengambilan organ secara paksa di China tampaknya menargetkan minoritas etnis, bahasa, atau agama tertentu yang ditahan, seringkali tanpa dijelaskan alasan penangkapan atau diberikan surat perintah penangkapan, di lokasi yang berbeda,” kata mereka.
Para ahli menambahkan bahwa mereka sangat prihatin dengan laporan perlakuan diskriminatif terhadap narapidana atau tahanan berdasarkan etnis dan agama atau kepercayaan mereka.
Namun klaim para pakar tersebut dibantah keras Liu Yuyin, juru bicara misi China di Jenewa. Dia mengutuk para ahli karena menggunakan informasi yang salah.
“Kami sangat khawatir bahwa pemegang mandat prosedur khusus yang bersangkutan, yang tidak memiliki kemampuan berpikir dan penilaian yang belum sempurna, telah jatuh ke dalam kebohongan yang canggung itu,” kata Yuyin dalam sebuah pernyataan.
Dia menyebut, para ahli telah mengabaikan informasi otoritatif yang diberikan oleh pemerintah China dan memilih untuk mengambil disinformasi yang diberikan oleh pasukan separatis anti-China dan kultus jahat Falun Gong.
China telah berulang kali menghadapi tuduhan pengambilan organ paksa dari tahanan, Khususnya dari anggota gerakan spiritual Falun Gong yang dilarang.(TOI)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News