GenPI.co - Pasukan Pertahanan Israel melakukan serangkaian serangan udara di seluruh Jalur Gaza pada Rabu (16/6) pagi.
Serangan ini merupakan tanggapan atas lebih dari dua lusin kebakaran di Israel selatan yang disebabkan oleh balon-balon yang diluncurkan dari kantong Palestina itu, sehari sebelumnya
Aksi itu juga menjadi serangan pertama antara milisi di Gaza dan IDF sejak konflik 11 hari bulan lalu di Jalur Gaza.
IDF mengatakan pihaknya siap untuk kemungkinan bahwa pertempuran akan pecah lagi.
Rekaman yang diunggah oleh media Palestina di Gaza menunjukkan ledakan menerangi langit di Jalur utara dan selatan dari selasa malam hingga rabu pagi.
Wartawan mengatakan situs milik sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, menjadi target misil-misil Israel.
Tidak ada warga Gaza yang terluka dalam serangan itu, demikian lapor pusat media Palestina yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan.
IDF kemudian merilis pernyataan yang mengatakan jet tempurnya telah menyerang sasaran militer yang digunakan untuk operasi Hamas di Khan Younis dan Kota Gaza.
“Aktivitas teroris terjadi di kompleks yang diserang,” kata IDF.
Pihak militer menambahkan bahwa serangan itu sebagai tanggapan atas peluncuran balon-balon pembakar di Israel selatan pada hari sebelumnya.
“IDF siap untuk semua skenario, termasuk dimulainya kembali permusuhan, dalam menghadapi aksi teror lanjutan dari Jalur Gaza,” tambah militer.
Ini juga merupakan serangan Gaza pertama sejak Naftali Bennett mengambil pemerintahan sebagai perdana menteri. Ketua Yamina telah lama bersikeras bahwa tanggapan IDF terhadap serangan pembakaran harus sama dengan serangan roket.
Sebelumnya pada Selasa petang, pawai bendera yang melibatkan ribuan nasionalis sayap kanan Israel berlangsung di Yerusalem.
Perayaan itu berlangsung di bawah ancaman serangan oleh Hamas yang tidak menginginkan perhelatan itu digelar.
Menurut berita Channel 12, Israel memperingatkan Hamas melalui Mesir bahwa akan ada tanggapan keras dan segera terhadap setiap tembakan roket dari Gaza.
Jaringan tersebut mengutip sumber diplomatik yang bersumpah Israel akan menanggapi serangan balon pembakaran, tetapi akan memilih waktunya.
Sementara Hamas sendiri disebut mengalami frustrasi akibat terhenti bantuan reguler dari Qatar.
Dana jutaan dolar belum ditransfer sejak perang Gaza bulan lalu, dan Israel menolak untuk mengizinkannya kecuali kelompok itu membebaskan dua warga sipil dan dua mayat tentara IDF yang telah ditawan.
Mesir juga menentang dimulainya kembali pembayaran Qatar, bersikeras bahwa mekanisme baru digunakan untuk mentransfernya ke Gaza sehingga tidak mencapai Hamas secara langsung.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News