GenPI.co - Pengakuan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley di buku baru berjudul "I Alone Can Fix It” bikin eks Presiden Amerika Serikat Donald Trump berang.
Trump membantah klaim jenderal top itu yang mengatakan Trump berupaya untuk melakukan kudeta di hari-hari terakhir kekuasaannya.
Trump dikatakan mengerahkan pendukungnya untuk menguasai Gedung Capitol pada 6 Januari lalu pascapemilihan pada November 2020.
Trump mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengancam, atau berbicara tentang kudeta kepada siapa pun.
“Kalaupun saya akan melakukan kudeta, salah satu orang terakhir yang ingin saya ajak bicara adalah Jenderal Mark Milley," kata Trump dalam pernyataannya, Kamis (15/7)
Dalam buku yang ditulis dua jurnalis Washington Post tersebut, Jenderal Mark Milley dan para pemimpin senior militer AS lainnya membahas rencana untuk mundur jika mereka menerima perintah yang mereka anggap ilegal atau berbahaya.
Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, telah secara pribadi mengakui kekhawatiran bahwa Trump mungkin mencoba memanfaatkan militer untuk meredam perbedaan pendapat.
Ada kekhawatiran yang meningkat tentang potensi penyalahgunaan Trump terhadap Undang-Undang Pemberontakan.
Pengunduran diri yang terencana dan tertib oleh para anggota Kepala Staf Gabungan belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Trump memilih Milley untuk menjadi panglima militer pada 2018, meskipun Menteri Pertahanan saat itu Jim Mattis lebih menyukai kepala staf Angkatan Udara untuk mengisi posisi itu.
Mattis mengundurkan diri sebagai menteri pertahanan pada 2018 karena perbedaan kebijakan dan sejak itu Trump mengecapnya sebagai "jenderal paling berlebihan di dunia."(ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News