Dituduh Incar Presiden Prancis Pakai Pegasus, Maroko Geram dan...

22 Juli 2021 06:25

GenPI.co - Pemerintah Maroko telah membantah laporan yang menuding pasukan keamanan negara itu mungkin telah menggunakan spyware Pegasus.

Piranti lunak buatan oleh NSO Group Israel dikatakan digunakan Maroko untuk menguping ponsel presiden Prancis dan tokoh masyarakat lainnya.

Dalam sebuah pernyataan Selasa (20/7) malam, pemerintah Maroko mengecam konsorsium media global yang menyelidiki dugaan penggunaan spyware Pegasus terhadap jurnalis, aktivis HAM, dan politisi di berbagai negara.

BACA JUGA:  Seram, Spyware Israel Mata-matai Ratusan Jurnalis Juga Aktivis

"Kerajaan Maroko mengutuk keras kampanye media palsu, masif dan jahat yang terus-menerus," kata pernyataan itu.

Maroko juga secara tegas menantang konsorsium untuk membeber bukti yang mendukung klaim mata-mata siber tersebut.

BACA JUGA:  Presiden Prancis Hingga Raja Maroko Jadi Target Mata-mata Siber

Surat kabar Prancis Le Monde, anggota konsorsium, melaporkan bahwa ponsel Presiden Emmanuel Macron dan 15 anggota pemerintah Prancis saat itu mungkin termasuk di antara target potensial pada 2019 dari pengawasan oleh spyware Pegasus atas nama badan keamanan Maroko.

Penyiar publik Prancis Radio France melaporkan bahwa ponsel Raja Maroko Mohammed VI dan anggota rombongannya juga termasuk di antara target potensial.

BACA JUGA:  Pakistan Tuduh India Pakai Pegasus untuk Incar PM Imran Khan

Konsorsium mengidentifikasi kemungkinan target dari daftar bocoran lebih dari 50.000 nomor ponsel yang diperoleh oleh jurnalisme nonprofit Forbidden Stories yang berbasis di Paris dan kelompok hak asasi manusia Amnesty International.

Anggota konsorsium mengatakan mereka dapat menghubungkan lebih dari 1.000 nomor dalam daftar dengan individu. Sebagian besar berada di Meksiko dan Timur Tengah.

Keberadaan nomor telepon dalam data memang belum tentu berarti upaya telah dilakukan untuk meretas perangkat.

Namun konsorsium mengatakan mereka yakin data tersebut mengindikasikan target potensial dari klien pemerintah NSO.

“Juga dalam daftar adalah nomor telepon di Azerbaijan, Kazakhstan, Pakistan, Maroko dan Rwanda, serta beberapa anggota keluarga kerajaan Arab, kepala negara dan perdana menteri,” demikian lapor konsorsium.

Kantor kejaksaan Paris sedang menyelidiki dugaan penggunaan spyware Pegasus itu. Sementara para ahli Prancis telah menyerukan keamanan yang lebih besar untuk ponsel pejabat terkemuka.

NSO Group telah membantah bahwa mereka pernah mempertahankan daftar target potensial, masa lalu atau yang ada.

Laporan konsorsium tersebut lantas dianggap"penuh dengan asumsi yang salah dan teori yang tidak didukung.(TOI)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co