Perangi Pasukan Tigray, Rakyat Ethiopia Didesak Angkat Senjata

11 Agustus 2021 10:10

GenPI.co - Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed  pada hari Selasa (10/8) memanggil semua warga negara yang mampu untuk berperang.

Mereka didesak untuk bergabung dengan militer negara itu untuk menghentikan pasukan yang bangkit kembali dari wilayah Tigray, memerangi dan mwnghentikan mereka “sekali untuk selamanya”.

Pertempuran mematikan di negara itu kini telah menyebar di luar Tigray ke wilayah tetangga

BACA JUGA:  Kapal Selam Israel Menyusup, Iran Deg-degan, Ketegangan Meningkat

Diprediksi, keretakan di negara terpadat kedua di Afrika itu  dapat mengacaukan seluruh wilayah di Tanduk Afrika.

Pengumuman pemerintah Ethiopia hari Selasa itu secara efektif mengakhiri gencatan senjata sepihak yang diumumkan pemerintah pada bulan Juni ketika militernya mundur dari Tigray. 

BACA JUGA:  Ethiopia Genting! Ribuan Orang Lapar di Tengah Konflik Berdarah

Hal ini juga hampir pasti akan memperbesar korban perang sembilan bulan yang telah menyebabkan pembantaian ribuan orang, pemerkosaan geng yang meluas dan pemindahan seluruh komunitas, sebagian besar Tigrayan. 

Ratusan ribu orang di Tigray sekarang menghadapi kondisi kelaparan dalam krisis kelaparan terburuk di dunia dalam satu dekade.

BACA JUGA:  Puluhan Mayat Mengambang di Sungai, Terbawa Arus dari...

Dalam penrnyataannnya, Abiy Ahmed juga menyerukan semua orang Etiopia untuk menjadi "mata dan telinga negara untuk melacak dan mengungkap mata-mata dan agen" pasukan Tigray. 

Saksi dan pengacara mengatakan ribuan orang Tigrayan telah ditahan selama konflik hanya karena identitas mereka.

“Jenis perang yang dia serukan ada di level lain, ini untuk penghancuran total Tigray,” kata Teklehaymanot G. Weldemichel, yang keluarganya masih terjebak di wilayah Tigray.

Perluasan pertempuran telah membuat khawatir beberapa orang dari etnis lain, seperti Amhara, yang takut bahwa pasukan Tigray, yang sekarang menyerang, akan membalas dendam.

“Kami tahu (Front Pembebasan Rakyat Tigray) dipersenjatai dengan baik dan orang Amhara kembali menjadi pihak yang kalah,” kata  Demissie Alemayehu, seorang profesor yang berbasis di AS yang lahir di wilayah Amhara

Tanpa mengatasi akar masalah Ethiopia, termasuk konstitusi berdasarkan perbedaan etnis, katanya, akan sangat sulit untuk berbicara tentang perdamaian.

Wakil Kepala Daerah Amhara, Fenta Mandefro, menegaskan ratusan warga Amhara sudah tewas. 

“Lebih banyak orang akan terancam jika kita terus mengikuti gencatan senjata yang diabaikan oleh TPLF,” katanya.

Panggilan untuk bergabung dengan militer sejauh ini tidak wajib. Tetapi dengan akses ke bagian-bagian Ethiopia yang semakin diblokir, sulit untuk mengetahui tekanan seperti apa yang diterapkan. 

Perang di Ethiopia sendiri dimulai sebagai perselisihan politik. Para pemimpin Tigray mendominasi pemerintah represif Ethiopia selama hampir tiga dekade.

Mereka  menyakiti banyak orang di seluruh negeri dengan membantu menerapkan sistem federalisme etnis yang menyebabkan ketegangan etnis. 

Ketika Abiy mulai menjabat pada tahun 2018, para pemimpin Tigray dikesampingkan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co