GenPI.co - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengandeng Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Ada isu nuklir iran yang akan dibahas.
Pekan depan menjadi momen penentuan masa depan nuklir Iran.Akankah berlnajut? Aau justru sebaliknya?
Keduanya akan membahas berbagai isu kritis terkait keamanan, termasuk program nuklir Iran (JCPOA)
"Presiden Biden dan Perdana Menteri Bennett akan membahas isu-isu kritis terkait keamanan regional dan global, termasuk Iran," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.
Psaki mengatakan, Biden dan Bennett dijadwalkan melakukan pertemuan langsung pertama pada 26 Agustus di Gedung Putih.
Pembicaraan antara Teheran dan enam kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir (JCPOA) telah terhenti. Pembicaraan dimulai pada April.
Bennett yang merupakan seorang nasionalis, menentang kesepakatan nuklir yang dihidupkan kembali. Bennett menganggap Iran yang memiliki senjata nuklir, sebagai ancaman eksistensial.
Bennett mengatakan, pertemuan dengan Biden akan fokus pada Iran.
Pertemuan itu akan fokus dengan kebijakan kemitraan yang bertujuan untuk mengekang aktivitas regional negatif Iran yang tidak stabil.
Termasuk pelanggaran hak asasi manusia, terorisme dan mencegah ledakan nuklirnya yang semakin dekat.
Namun Gedung Putih mengungkapkan, kesempatan pertemuan dengan pemimpin Israel akan digunakan untuk membahas upaya memajukan perdamaian,
Namun laporan pengawas atom PBB, Selasa (17/8) yang dilihat Reuters menunjukkan, Iran telah mempercepat pengayaan uraniumnya hingga mendekati tingkat senjata.
Pada 2018 di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat (AS) keluar dari JCPOA.
Saat itu AS memberikan sanksi ekonomi kepada Iran. Sejak AS keluar dari JCPOA, Iran mulai meningkatkan pengayaan uranium dan melanggar batas yang telah ditetapkan.
Hingga Februari lalu, Iran telah melanggar batas maksimal pengayaan uranium hingga 20 persen.
Iran menegaskan bahwa mereka akan kembali mematuhi pembatasan pengayaan uranium sesuai kesepakatan JCPOA.
Namun Iran meminta AS untuk mencabut semua sanksi yang telah membuat perekonomian mereka terpuruk.
Presiden AS Joe Biden berniat untuk membawa AS kembali ke JCPOA.
Namun AS menginginkan Iran terlebih dahulu membuktikan komitmennya mematuhi batasan pengayaan uranium sesuai kesepakatan.
Apabila Iran telah menjalankan komitmennya, maka AS akan mencabut semua sanksinya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News