Taliban Menghadapi Badai Besar, Kas Negara Kerontang, Lemas!

26 Agustus 2021 10:10

GenPI.co - Penguasa baru Afghanistan, Taliban, menghadapi badai besar berupa krisis kesehatan dan bencana ekonomi.

Taliban sendiri telah  memerintahkan bank-bank untuk buka pada hari Rabu (25/8) untuk pertama kalinya sejak mereka menguasai Kabul 10 hari yang lalu.

Masalahnya, negara itu kehabisan uang karena penerbangan yang membawa palet uang kertas telah dihentikan.

BACA JUGA:  Rencana AS Bikin Taliban Berang, Peringatan pun Keluar

AS juga membekukan hampir $ 9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan, sementara Dana Moneter Internasional telah memblokir akses ke $ 450 juta dalam cadangan darurat.

Penerbangan yang membawa bantuan kemanusiaan dan pasokan medis penting telah dihentikan.

BACA JUGA:  Genjot Proses Evakuasi di Afghanistan, AS Sampai Bikin Begini

David Beasley, direktur eksekutif Program Pangan Dunia PBB, mengatakan sekitar 14 juta orang di Afghanistan terancam kelaparan.

“Ada badai sempurna yang datang karena beberapa tahun kekeringan, konflik, dan penurunan ekonomi, diperparah oleh COVID-19,” katanya.

BACA JUGA:  Lembah Panjshir Dikepung Taliban, Pasukan Perlawanan Tidak Gentar

Sementara itu negara-negara Barat pada hari Rabu melanjutkan upaya untuk mengevakuasi orang-orang dari Afghanistan jelang batas waktu 31 Agustus untuk penarikan pasukan asing.

AS dan sekutunya telah mengevakuasi lebih dari 70.000 orang, termasuk warga negara mereka, personel NATO, dan warga Afghanistan yang berisiko. 

Puluhan ribu warga Afghanistan yang takut akan penganiayaan telah memadati bandara Kabul sejak pengambilalihan Taliban.

Banyak orang berkerumun di luar bandara pada hari Rabu ketika tentara dari AS dan Inggris berusaha menjaga ketertiban.

Mereka yang mencoba melarikan diri membawa tas berisi barang-barang dan melambaikan dokumen kepada tentara dengan harapan bisa masuk. 

Seorang pria  berdiri di selokan yang tergenang setinggi lut, menyerahkan seorang anak kepada seorang pria di atasnyta.

"Saya belajar dari email dari London bahwa Amerika membawa orang keluar, itu sebabnya saya datang agar saya bisa pergi ke luar negeri,” ucap seorang pria Afghan bernama Aizaz Ullah.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan batas waktu untuk mengevakuasi orang hingga menit terakhir bulan ini. 

Sementara Prancis mengatakan akan melanjutkan evakuasi selama mungkin tetapi kemungkinan akan segera berakhir.(ArabNews)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co