GenPI.co - Rencana Taliban untuk kembali menerapkan hukuman amputasi tangan dan eksekusi mati di Taliban ditentang keras oleh Amerika Serikat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan kepada Kantor Berita Associated Press bahwa hukuman semacam itu jelas akan melanggar hak asasi manusia.
"Kami berjuang bersama masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban kepada para pelaku ini atas pelanggaran semacam itu," kata Price.
Pemerintah AS menegaskan pengakuan kepada pemerintah Taliban di Afghanistan akan bergantung pada penghormatan HAM.
"Kami sedang mengawasinya secara cermat, dan tidak hanya mendengarkan pengumuman, tetapi mengawasi ketat bagaimana Taliban bertindak,” kata Price.
Rencana penerapan hukuman brutal itu diungkapkan Mullah Nooruddin Turabi, salah satu petinggi Taliban yang kini menjabat sebagai kepala penjara baru di Afghanistan.
Dalam wawancara yang diterbitkan Associates Press, Kamis (23/9) lalu, Turabi mengatakan bahwa kabinet sedang membicarakan apakah hukuman itu di depan umum atau tidak.
Dia menambahkan bahwa Taliban juga akan mengizinkan warga Afghanistan untuk menggunakan televisi dan ponsel serta mengambil foto dan video.
Dengan begitu gambar dan video eksekusi bisa tersebar dan memberi efek jera.
Pengumuman tersebut menunjukkan bahwa Taliban telah mempertahankan banyak kebijakan keras yang digunakan selama pemerintahannya pada1996-2001.(ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News