GenPI.co - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan ramalan yang bikin lemas. Dari data yang dipantau, covid-19 bakal terus lanjut hingga tahun depan.
Mengutip data Worldometers, dari awal pandemi hingga kini ada 242.834.042 kasus covid-19 di dunia dengan 4.938.241 kematian.
Dari data tadi, 220.118.707 orang dinyatakan sembuh. Total kasus terbanyak dipegang AS, India, Brazil, Inggris, Rusia, dan Turki.
Covid-19 sendiri ditemukan pertama kali di Wuhan, China akhir tahun 2019.
Ini membuat WHO waswas. Banyaknya warga dunia yang mulai abai dengan protokol kesehatan ditengarai bisa menyebabkan kolapsnya fasilitas kesehatan.
Belum lagi ketimpangan besar di bidang vaksinasi yang belum merata.
Mengutip BBC International, pemimpin senior di WHO Dr Bruce Aylward mengatakan bahwa hal ini disebabkan kesenjangan angka vaksinasi di dunia berdampak besar bagi penyebaran virus
Banyak negara maju di dunia telah menembus angka vaksinasi lebih dari 50% sementara Afrika masih kurang dari 5%.
"Saya dapat memberitahu Anda kita tidak di jalur yang benar," katanya, dikutip Kamis (21/10/2021).
WHO sendiri menggunakan platform Covax untuk menyalurkan vaksin kepada negara-negara berpenghasilan rendah yang tidak memiliki vaksin yang cukup.
Namun platform ini juga nyatanya dimanfaatkan negara maju seperti Inggris dan Kanada untuk memperoleh vaksin bagi warganya.
"Kita benar-benar perlu mempercepatnya. Pandemi ini akan berlangsung selama satu tahun lebih lama dari yang seharusnya," tambahnya.
Angka resmi menunjukkan bahwa awal tahun ini Inggris menerima 539.370 dosis Pfizer.
Sementara Kanada mengambil tak sampai satu juta dosis AstraZeneca dengan platform ini.
Padahal, angka vaksinasi kedua negara sudah cukup baik.
"Mereka seharusnya tidak mendapatkan dosis ini dari Covax," kata Penasihat Kesehatan Global lembaga distribusi vaksin Oxfam, Rohit Malpani.
Itu artinya, negara-negara miskin yang sudah berada di belakang antrian, akan berakhir menunggu lebih lama. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News