Taiwan Tidak Tunduk, Bakal Mempertahankan Diri dari China

28 Oktober 2021 08:25

GenPI.co - Taiwan tidak berusaha untuk terlibat dalam perlombaan senjata dengan China tetapi perlu mempertahankan diri dan tidak tunduk pada tekanan.

Pernyataan itu dikeluarkan kementerian pertahanan negara itu dalam sebuah laporan kepada parlemen pada hari Rabu (27/10)

Ketegangan antara Taiwan dan China, yang mengeklaim pulau yang diperintah secara demokratis itu sebagai wilayahnya sendiri, telah meningkat selama setahun terakhir.

BACA JUGA:  Israel Kena Kecaman Keras Amerika Serikat Terkait Tepi Barat

Hel tersebut ditandai dengan manuver Beijing meningkatkan tekanan militer dan politiknya untuk memaksa Taipei menerima kedaulatan China.

Itu termasuk misi berulang oleh pesawat tempur China di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, atau ADIZ, yang mencakup area yang lebih luas daripada wilayah udara teritorial Taiwan.

BACA JUGA:  Joe Biden Gontok-gontokan dengan Parlemen AS Soal Jet Tempur F-16

China berada di tengah program modernisasi militer, membangun kapal induk baru dan pesawat tempur siluman. Sementara Taiwan juga meningkatkan pengeluaran militer, terutama untuk mengembangkan rudal dan kapal selam baru.

Dalam laporannya kepada parlemen, Kementerian Pertahanan Taiwan menggambarkan situasi di Selat Taiwan yang memisahkannya dari tetangga raksasanya sebagai "parah dan tidak stabil".

BACA JUGA:  Amerika Serikat Pasang Badan di Asia Tenggara - China Siap-siap

Taiwan juga menyebut tindakan militer China sebagai "provokasi".

"Taiwan tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata dengan militer Komunis China dan tidak akan mencari konfrontasi militer, berharap untuk hidup berdampingan secara damai di selat itu," kata kementerian pertahanan.

Namun Taiwan menegaskan bahwa kawasan itu siap untuk menghadapi ancaman “Komunis China”.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankan kedaulatan negara kami dan tidak akan pernah menyerah di bawah tekanan."

Apa yang disebutn kementerian iu sebagai  "konfrontasi" antara Taiwan dan China akan "sulit diatasi dalam jangka pendek".

Militer akan berusaha untuk mengasah kemampuannya untuk memantau pesawat dan kapal China sehingga dapat bereaksi lebih awal.

Taiwan mengatakan akan bertukar intelijen dengan negara asing sehingga dapat sepenuhnya mengetahui situasi keamanan regional.

Berbicara sebelumnya pada hari Rabu di Beijing, seorang juru bicara pemerintah China menegaskan kembali tekad mereka untuk mencegah kemerdekaan formal Taiwan.

Negeri Tirai Bambu juga mengatakan  akan membawa pulau itu di bawah kekuasaan China, sebaiknya secara damai.

Tetapi Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, menambahkan: "Kami tidak berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan dan mencadangkan opsi untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan".

Taiwan yang diperintah secara demokratis mengatakan mereka adalah negara merdeka dan akan membela diri jika diserang.

Ketegangan telah memicu kekhawatiran internasional akan konflik yang dapat mengadu domba Amerika Serikat dan sekutunya melawan China.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co