GenPI.co - Amerika Serikat melalui Departemen Luar Negerinya pada hari Senin (14/11) marah-marah terhadap aksi Rusia yang melakukan uji coba senjata anti-satelit.
Uji coba itu dikatakan telah menghasilkan menghasilkan puing-puing yang merupakan risiko bagi astronout di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan kegiatan lain di luar angkasa.
Para ahli mengatakan senjata yang menghancurkan satelit menimbulkan bahaya luar angkasa dengan menciptakan awan pecahan yang dapat bertabrakan dengan objek lain, memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit bumi.
"Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang ... luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa (klaim) Rusia untuk menentang persenjataan luar angkasa adalah tidak jujur dan munafik," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan.
Dia menambahkan bahwa Rudal Rusia menghasilkan lebih dari 1.500 keping puing orbital yang dapat dilacak.
Di Pentagon, juru bicara John Kirby mengatakan kekhawatiran paling mendesak adalah puing-puing, dan juga tes menunjukkan perlunya norma di luar angkasa.
Militer dan kementerian pertahanan Rusia tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Amerika Serikat melakukan tes anti-satelit pertama pada tahun 1959, ketika satelit masih langka dan baru.
April lalu Rusia melakukan uji coba rudal anti-satelit lainnya karena para pejabat mengatakan bahwa ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting untuk peperangan.
Pada 2019, India menembak jatuh salah satu satelitnya sendiri di orbit rendah Bumi dengan rudal darat-ke-ruang angkasa.
Militer AS sendiri semakin bergantung pada satelit untuk menentukan apa yang dilakukannya di lapangan.
Satelit digunakan untuk memandu amunisi dengan laser dan serta menggunakan aset tersebut untuk memantau peluncuran rudal dan melacak pasukannya.
Tes ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan jangka panjang dari operasi ruang angkasa yang penting untuk sejumlah besar kegiatan komersial, termasuk layanan perbankan dan GPS.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News