Putra Muammar Gaddafi Menahan Getir - Harapannya Musnah

25 November 2021 09:25

GenPI.co - Saif al-Islam Gaddafi, Putra mantan penguasa Libya Muammar Gaddafi yang menjadi kandidat utama dalam pemilihan presiden pada Desember mendatang, terpaksa harus menahan getir.

Pasalnya, komisi pemilihan Libya pada Rabu (24/11) mengatakan dirinya tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri.

Gaddafi adalah salah satu dari 25 kandidat yang didiskualifikasi komisi dalam keputusan awal. Total kandidat dalam Pilpres Libya adalah 98 orang.

BACA JUGA:  Usai Bertemu Iran Soal Pemantauan Nuklir, IAEA Merasa Tidak Yakin

Dirinya mencalonkan diri sembari menunggu proses banding pengadilan tekait kasus hukum yang dialaminya.

Perselisihan mengenai aturan pemilu, termasuk dasar hukum pemungutan suara dan siapa yang berhak mencalonkan diri, berpotensi menggagalkan proses perdamaian yang didukung internasional.

BACA JUGA:  Joe Biden Undang Taiwan di KTT Demokrasi, China Bakal Marah Besar

Padahal, pemilu ini menjadi upaya  bertujuan untuk mengakhiri satu dekade kekacauan faksi yang penuh kekerasan.

Komisi mengatakan Gaddafi tidak memenuhi syarat karena dia telah dihukum karena kejahatan. 

BACA JUGA:  Pejabat Iran Membantah Sistem cadangan Airnya Kena Serangan Siber

Pengadilan Tripoli menjatuhkan hukuman mati secara in absentia pada tahun 2015 karena kejahatan perang yang dilakukan selama pemberontakan terhadap mendiang ayahnya Muammar Gaddafi pada tahun 2011.

Dia muncul dalam persidangan itu melalui tautan video dari kota Zintan, di mana dia ditahan oleh para pejuang yang menangkapnya saat ia mencoba melarikan diri dari Libya setelah penggulingan ayahnya. Dia telah membantah melakukan kesalahan.

Dua kandidat terkenal lainnya, mantan perdana menteri Ali Zeidan dan mantan parlemen Nouri Abusahmain, juga dikeluarkan.

Beberapa kandidat yang disetujui oleh komisi, termasuk calon yang mungkin terdepan, juga telah dituduh melakukan kemungkinan pelanggaran oleh saingan politiknya.

Kandidat terkemuka lainnya, komandan timur Khalifa Haftar, dikatakan memiliki kewarganegaraan AS. Banyak orang di Libya barat juga menuduhnya melakukan kejahatan perang selama serangan 2019-20 di Tripoli.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co