Siksaan Mengerikan Kim Jong Un Terbongkar, Wanita Jangan Baca

22 Desember 2021 18:15

GenPI.co - Siksaan mengerikan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akhirnya terbongkar. Kaum wanita lebih baik jangan baca.

Siksaan mengerikan ini dibuka tentara Korea Utara. Ceritanya sangat detail. Wanita dalam pasukan Kim Jong Un benar-benar dibuat ambruk.

Kesaksian ini dibuka seorang warga Korea Utara yang melarikan diri. Dia adalah mantan pasukan wanita Kom Jong Un bernama Jennifer Kim.

BACA JUGA:  Selir Kim Jong Un, Antara Impian atau Kutukan

Ada banyak hal di luar nalar yang ikut disebut. Semuanya sangat menyayat hati.

Nurani penyiksa digambarkan sudah mati. Semua eksekutor diperintahkan untuk melakukan pelecehan seksual, aborsi tanpa anestesi, dan membiarkan tahanan kelaparan.

BACA JUGA:  Geger, Kim Jong Un Berseru Soal Loyalitas Militer kepada Negara

Mantan tentara, mengaku bernama Jennifer Kim, mengatakan pasukan wanita juga harus menggunakan pembalut kaki yang basah sebagai pembalut.

Ada juga hukuman kolektif yang kejam dan tidak biasa. Salah satu hukumannya adalah mencelupkan tangan ke dalam air yang membekukan.

BACA JUGA:  Aturan Gila Kim Jong Un, Rakyat Tak boleh Tertawa 11 Hari

Setelahnya harus digantung pada sebatang besi yang membeku di telapak tangan.

Efek dari hukuman ini sangat fatal. Ini bisa menyebabkan daging kulit sobek saat dilepaskan.

Dia lantang menyebut rezim hanya peduli pada diri mereka sendiri.

Pelecehan yang diderita para tentara perempuan di tangan rezim, mencerminkan penyimpangan dan korupsi yang luar biasa dahsyatnya.

Seluruh kepemimpinan puncak sampai ke puncak rantai komando, digambarkan sudah sangat parah.

Layanan militer bahkan mewajibkan bagi semua wanita Korea Utara untuk melayani nafsu pejabat.

Dan hal ini disebut intens dilakukan selama belasan tahun. 

Dia memperkirakan bahwa 70 persen wanita di tentara Korea Utara telah menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual, termasuk dirinya sendiri.

"Jika saya menolak permintaannya, saya tidak bisa menjadi anggota Partai Buruh Korea," katanya, dikutip dari Daily Mail pada Rabu, 22 Desember 2021.

Ketika kembali ke tengah masyarakat tanpa bisa bergabung dengan partai, akan dianggap sebagai orang bermasalah.

"Itu berarti Anda tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan yang baik dan itu akan menjadi masalah ketika mencoba untuk menikah. Pada akhirnya, saya diserang secara seksual," kenangnya.

Selain itu, Jennifer juga harus bertahan hidup dengan tidak lebih dari tiga sendok jagung sehari, dia menderita kekurangan gizi.

Yang paling parah, Jennifer dipaksa menjalani aborsi tanpa anestesi. Rasa sakit yang diterimanya luar biasa dahsyat.

"Itu masih menghantuiku hari ini. Saya tidak hanya masih berjuang secara mental, tetapi saya juga tidak dapat memiliki anak," tambahnya.

Penderitaan akan terus dialami setiap hari. Tiada hari tanpa penyiksaan.

Untuk urusan pembalut sekali pun, para tentara wanita harus mencari kasa bekas.

Ketika kain kasa tidak tersedia, mereka terpaksa menggunakan footwraps, yang dikenakan tentara di sepatu bot mereka.

Bahannya yang tebal dan kaku menyebabkan gesekan dan mengiritasi kulit.

Pembengkakan pun muncul. Setiap kali melangkah, rasa sakit membuatnya menangis.

Footwraps harus dicuci dan digunakan kembali juga tidak akan benar-benar kering.

Barak tidak pernah dipanaskan. Jennifer tidak punya pilihan lain selain memakainya dalam keadaan basah. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co