Peluncuran luar angkasa Iran Gagal, Roketnya Kurang Perkasa

03 Januari 2022 08:25

GenPI.co - Peluncuran luar angkasa Iran pada hari Kamis (30/12)  gagal menempatkan tiga muatannya ke orbit. Pasalnya, roket tidak dapat mencapai kecepatan yang dibutuhkan.

Hal tersebut diungkapkan juru bicara kementerian pertahanan negara itu dalam sambutan yang disiarkan di televisi pemerintah pada hari Jumat (31/12), dikutip dari Reuters Senin (3/1).

Upaya peluncuran, yang dilakukan saat pembicaraan tidak langsung AS-Iran berlangsung di Austria untuk mencoba menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015, menuai kritik dari Amerika Serikat, Jerman dan Prancis.

BACA JUGA:  Iran Meluncur ke Luar Angkasa, Negara Barat Jengkel Setengah Mati

"Agar muatan untuk memasuki orbit, perlu mencapai kecepatan di atas 7.600 (meter per detik). Kami mencapai 7.350," kata juru bicara itu bernama Ahmad Hosseini itu.

Sebelumnya pada Kamis, Hosseini tidak menglarifikasi apakah perangkat telah mencapai orbit. Dia hanya mengatakan bahwa peluncuran itu adalah tes menjelang upaya yang akan datang untuk menempatkan satelit ke orbit.

BACA JUGA:  Helikopter Israel Membombardir Gaza, Hamas Melawan dengan Sengit

Iran, yang memiliki salah satu program rudal terbesar di Timur Tengah, telah mengalami beberapa kegagalan peluncuran satelit dalam beberapa tahun terakhir karena masalah teknis.

Washington mengatakan prihatin dengan pengembangan kendaraan peluncuran ruang angkasa Iran.

BACA JUGA:  Membelot ke Korut, Warga Korea Selatan Nekat Menembus Barikade

Sementata seorang diplomat Jerman mengatakan Berlin telah meminta Iran untuk berhenti mengirim roket peluncuran satelit ke luar angkasa, lantaran dianggap  melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Prancis juga hari Jumat juga mengecam peluncuran tersebut karena melanggar aturan PBB dan "bahkan lebih disesalkan" karena pembicaraan nuklir dengan kekuatan dunia membuat kemajuan.

Kementerian luar negeri Iran menolak kritik AS, Jerman dan Prancis terhadap peluncuran roket pembawa satelit oleh Teheran.

“Kemajuan ilmiah dan penelitian, termasuk di bidang kedirgantaraan, adalah hak rakyat Iran yang tidak dapat dicabut, dan pernyataan campur tangan seperti itu tidak akan merusak tekad rakyat Iran untuk membuat kemajuan di bidang ini,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah. 

Teheran menyangkal bahwa aktivitas luar angkasanya adalah kedok untuk pengembangan rudal balistik atau melanggar resolusi PBB.

Sebuah resolusi PBB pada tahun 2015 "menyerukan" Iran untuk menahan diri hingga delapan tahun dari pekerjaan pada rudal balistik yang dirancang untuk mengirimkan senjata nuklir menyusul kesepakatan dengan enam kekuatan dunia. Beberapa negara bagian mengatakan bahasa itu tidak mewajibkan janji seperti itu.

Iran mengatakan tidak pernah mengejar pengembangan senjata nuklir dan, oleh karena itu, resolusi tersebut tidak berlaku untuk rudal balistiknya.

Rudal balistik Teheran sebagai kekuatan pencegah dan pembalasan yang penting terhadap AS dan musuh lainnya jika terjadi perang.

Iran meluncurkan satelit pertamanya Omid (Harapan) pada 2009, dan satelit Rasad (Pengamatan) dikirim ke orbit pada 2011. 

Teheran mengatakan pada 2012 bahwa mereka telah berhasil menempatkan satelit ketiga buatan dalam negerinya, Navid (Promise), ke orbit.

Pada April 2020, Iran mengatakan berhasil menempatkan satelit militer pertama negara itu ke orbit, menyusul upaya peluncuran yang gagal berulang kali pada bulan-bulan sebelumnya.

Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap badan antariksa sipil Iran dan dua organisasi penelitian pada 2019, dengan mengatakan mereka digunakan untuk memajukan program rudal balistik Teheran.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co