GenPI.co - Media pemerintah Korea Utara pada hari Rabu (12/1) menguak kedigdayaan rudal hipersonik yang diuji coba sehari sebelumnya.
Pemimpin Kim Jong Un dikatakan menghadiri peluncuran untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun.
Pada hari Selasa (11/1), pihak berwenang di Korea Selatan dan Jepang mendeteksi peluncuran yang dicurigai dari negra tertutup itu.
Reaksi keras pun muncul berupa kecaman oleh pihak berwenang di Washington dan Tokyo. Manuver Korut juga memicu ekspresi keprihatinan dari sekretaris jenderal PBB.
Peluncuran pada Selasa itu adalah ujian kedua dalam waktu kurang dari seminggu.
Hal ini juga sebagai implementasi janji Tahun Baru Kim untuk memperkuat militer dengan teknologi mutakhir pada saat pembicaraan dengan Korea Selatan dan AS terhenti.
“Uji coba itu ditujukan untuk verifikasi akhir dari spesifikasi teknis keseluruhan dari sistem senjata hipersonik yang dikembangkan,” kantor berita negara KCNA melaporkan.
Laporan itu juga mengatakan bahwa setelah diluncurkan dari pendorong roket, kendaraan luncur hipersonik melakukan "penerbangan meluncur" sejauh 600 km dan kemudian "jatuh di perairan" sejauh 240 km.
“Kemampuan manuver yang unggul dari kendaraan luncur hipersonik lebih mencolok diverifikasi melalui uji tembak terakhir,” kata KCNA.
Media itu juga mengatakan Kim yang mendesak para ilmuwan militer untuk "lebih mempercepat upaya untuk terus membangun kekuatan militer strategis negara itu baik dalam kualitas maupun kuantitas.
Pemimpin berusia 38 tahun itu juga meminta memodernisasi tentara.
Ini adalah pertama kalinya sejak awal 2020 Kim secara resmi menghadiri uji coba rudal.
"Kehadirannya di sini akan menyarankan perhatian khusus pada program ini," Ankit Panda, seorang rekan senior di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS, memposting di Twitter.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News