WHO Beri Kabar Gembira untuk Ukraina, Warga Dunia Bisa Tersenyum

04 Maret 2022 07:20

GenPI.co - Seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Hans Kluge menyebutkan gelombang pengungsi berikutnya yang meninggalkan Ukraina kemungkinan akan lebih rentan terhadap penyakit dan kesulitan ekonomi dibandingkan dengan 1 juta orang yang telah mengungsi dari invasi Rusia.

Komentar Kluge datang ketika para pejabat dari Rusia dan Ukraina mengatakan mereka telah setuju untuk membangun koridor kemanusiaan untuk pengiriman bantuan.

Sekaligus memungkinkan kedua negara untuk melakukan gencatan senjata sementara waktu di beberapa daerah untuk membantu warga sipil yang melarikan diri.

BACA JUGA:  Bagaimana Cara Menggunakan Whom dan Whose? Apa Bedanya?

"Pengiriman 36 ton bantuan medis perlu dilakukan ke Ukraina, karena situasinya sudah menjadi "bencana kemanusiaan" yang akan memburuk ketika pasukan Rusia mengepung dan membombardir kota-kota besar Ukraina," ujar Kluge di Warsawa, Polandia, dilansir dari Reuters, Jumat (4/3/2022).

 

BACA JUGA:  Kabar Buruk di Ukraina, WHO Bunyikan Alarm Bahaya ke Dunia

PBB sebelumnya melaporkan 1 juta orang kini telah meninggalkan rumah mereka di Ukraina, menuju ke Polandia dan negara tetangga lain ke barat.

"Jika konflik militer meningkat, itu berarti kita akan melihat semakin lama semakin banyak orang yang sangat rentan datang hanya dengan pakaian di tubuh mereka," kata Kluge.

BACA JUGA:  Begini Ternyata Dampak Jika WHO Cabut Status Pandemi di Indonesia

Dia menambahkan banyak pengungsi ini di gelombang pertama termasuk orang-orang yang memiliki kemampuan finansial dan hubungan keluarga untuk melarikan diri dan bertemu kerabat atau teman di Polandia atau di tempat lain.

"Ketika pertempuran semakin intensif, warga Ukraina dengan sumber daya yang lebih sedikit dan kesehatan yang lebih buruk "yang akan membutuhkan lebih banyak dukungan" akan dipaksa untuk melakukan perjalanan berbahaya ke perbatasan," jelasnya.

Adapun, bantuan WHO ini akan disimpan ke kota Lviv di Ukraina terlebih dahulu dan kemudian ke daerah konflik.

Bantuan tersebut termasuk peranti mengatasi trauma untuk 1.000 orang serta perawatan medis lain untuk 150.000 orang, seperti obat kanker dan insulin untuk pasien diabetes.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co