Mulai Kurang Tenaga di Ukraina, Rusia Minta Bantuan Militer China

15 Maret 2022 06:25

GenPI.co - Para pejabat Amerika Serikat mengatakan Rusia telah meminta bantuan militer China untuk perang di Ukraina.

Laporan ini pertama kali dipublikasikan oleh Financial Times and The Washington Post, Minggu (13/3).

Sementara CNN mengutip seorang pejabat menyebut drone menjadi salah satu dari beberapa perangkat militer yng diminta Rusia dari China.

BACA JUGA:  Pasukan Rusia Pakai Bom Terlarang, Efeknya Sangat Mengerikan!

Permintaan yang tidak biasa disebut menunjukkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah menghadapi lebih banyak kemunduran daripada yang dia bayangkan dalam invasinya.

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah-masalah rumit, tidak merinci jenis peralatan apa yang diminta Moskow dari mitra diplomatiknya itu. 

BACA JUGA:  Rusia Sewa Tentara Bayaran Suriah, Libya, Serbia! Segini Gajinya

Pejabat itu menolak mengatakan bagaimana pemerintah mengetahui rincian ini. 

Sementara itu, pejabat AS lainnya mengatakan permintaan itu bukan hal baru dan dibuat tepat setelah invasi Rusia pada 24 Februari. 

BACA JUGA:  Serangan Rusia Makin Dekat ke Polandia, NATO bisa Terancam

Juru bicara Gedung Putih menolak berkomentar mengenai masalah

Perubahan terbaru ini terjadi ketika AS dan China berencana untuk mengadakan pembicaraan langsung tingkat tinggi pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina

Gedung Putih mengatakan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan bertemu di Roma pada hari Senin  dengan diplomat top China, anggota Politbiro Partai Komunis Yang Jiechi. 

Ini adalah bagian dari tekanan berkelanjutan pemerintahan Biden pada Beijing untuk menggunakan pengaruhnya pada Putin untuk mengakhiri krisis dan diatur sebelum berita tentang penjangkauan Rusia ke China tumpah ke ruang publik. 

Sementara itu, Liu Pengyu, juru bicara kedutaan China di Washington, mengatakan dia tidak mengetahui adanya saran bahwa China mungkin bersedia membantu Rusia.

"China sangat prihatin dan berduka atas situasi Ukraina. Kami sangat berharap situasi akan mereda dan damai. akan kembali lebih awal,” katanya.

Presiden China  Xi Jinping telah mencoba untuk tidak mengutuk atau mendukung tindakan Putin di Ukraina.

Beijing berhenti mengutuk Rusia atas tindakannya di Ukraina tetapi juga berulang kali menyerukan negosiasi menuju gencatan senjata dan resolusi konflik. 

Ketika Rusia mencaplok Krimea pada 2014, China secara resmi tetap netral.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co