GenPI.co - Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Senin (21/3) tegas menolak menyerah kepada Rusia.
Dia mengatakan negaranya harus "dihancurkan" sebelum menyerahkan kota-kotanya pasukan Vladimir Putin.
Pernyataan itu muncul saat diia menggandakan seruan untuk pembicaraan langsung dengan Vladimir Putin sebagai kunci untuk mengakhiri perang.
Rusia dalam serangan pada hari Minggu (20/3) malam semalam menghancurkan pusat perbelanjaan Kyiv menjadi puing-puing.
Sebanyak 8 orang tewas dalam penyerangan tersebut menewaskan delapan orang.
Meskipun korban sipil melonjak, presiden Ukraina menegaskan bahwa warga negaranya tidak akan menyerahkan ibu kota, kota timur Kharkiv, atau Mariupol yang dibombardir dan dikepung.
"Ukraina tidak dapat memenuhi ultimatum Rusia kita harus dihancurkan dulu,” kata Zelenskiy.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengadakan panggilan dengan para pemimpin Eropa untuk mengatasi "taktik brutal" yang semakin diterapkan oleh Moskow.
Pasalnya sanksi yang diterapkan barat kepada Rusia tidak menghentikan negar itu daru upayanya menginvasi Ukraina.
MIliter Ukraina pada Selasa (22/3) memperingatkan bahwa mengatakan bahwa penduduk harus bersiap untuk penembakan Rusia yang lebih membabi buta terhadap infrastruktur kritis.
Pasukan Rusia telah gagal untuk merebut kota besar Ukraina lebih dari empat minggu setelah invasi mereka.
Hal itu membuat semakin banyak yang menyebabkan kehancuran besar-besaran ke daerah pemukiman menggunakan serangan udara, rudal jarak jauh dan artileri.
Pelabuhan selatan Mariupol telah menjadi titik fokus serangan Rusia dan sebagian besar terletak di reruntuhan dengan mayat tergeletak di jalan-jalan, tetapi serangan juga dilaporkan meningkat di kota kedua Kharkiv pada hari Senin.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News