GenPI.co - Amerika Serikat AS dibuat panik setelah Korea Utara menunjukkan tanda-tanda akan menguji senjata nuklir untuk pertama kali sejak 2017.
Pejabat dan analis Paman Sam dan sekutunya, Korea Selatan, langkah ini dilakukan Pyongyang untuk meningkatkan persenjataan dan tekanan politik.
Dilansir dari Reuters (1/4), aktivitas Rezim Kim Jong Un terendus di dekat lokasi nuklir Punggye-ri.
Dikatakan bahwa Pyongyang mungkin sedang mempersiapkan semacam uji coba, meskipun waktu pastinya tidak jelas.
Seorang pejabat militer Korea Selatan mengonfirmasi bahwa mereka sedang melacak aktivitas Korut untuk memulihkan salah satu terowongan yang digunakan untuk uji coba nuklir.
Sementara itu, Juru bicara Pentagon John Kirby pekan ini menolak berkomentar mengenai indikasi tersebut
Namun dia mengatakan Washington khawatir tentang kemungkinan tes baru karena itu akan menjadi peluang bagi Korea Utara untuk meningkatkan persenjataannya.
"Setiap kali Anda menguji Anda belajar.... Kami tahu bahwa ini adalah program yang ingin mereka tingkatkan," katanya dalam pengarahan pada hari Selasa (29/3).
Analis mengatakan bahwa lebih banyak pengujian dapat membantu Korea Utara mencapai tujuannya untuk membuat hulu ledak nuklir yang lebih kecil dan meningkatkan keandalannya.
Dimulainya kembali uji coba nuklir dapat mengirim gelombang kejutan politik ke seluruh wilayah.
China dan Rusia telah bergabung dengan Amerika Serikat dan anggota Dewan Keamanan PBB lainnya dalam memberikan sanksi kepada Pyongyang atas tes sebelumnya.
Namun setelah penerbangan rudal balistik antarbenua (ICBM) minggu lalu, baik Beijing dan Moskow mengisyaratkan penentangan terhadap setiap tindakan baru dan mengatakan sanksi harus dilonggarkan.
Liu Xiaoming, utusan China untuk urusan Korea, telah meminta semua pihak untuk menahan diri.
Namun dia mengatakan akar penyebab ketegangan adalah kegagalan Washington untuk mengatasi masalah keamanan Korea Utara yang sah dan untuk membalas langkah-langkah yang telah diambil Pyongyang sejak 2018.
Pada hari Kamis (31/3), juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan Washington tetap terbuka untuk pembicaraan.
Akan tetapi provokasi lanjutan oleh Korea Utara akan menimbulkan tanggapan tambahan dari komunitas internasional.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News