Vaksinasi Kurang, Korut Coba Lawan Covid-19 Pakai Antibiotik

18 Mei 2022 04:00

GenPI.co - Pemerintah Korea Utara (Korut) mendorong pada pasien covid-19 menggunakan obat-obat antibiotik untuk melawan penyakit tersebut.

Obat-obat antibiotik, seperti ibuprofen dan amoksilin, didorong penggunaannya karena vaksinasi di Korut masih kurang.

Selain itu, pemerintah Korut juga merekomendasikan pasien untuk menggunakan ramuan rumahan seperti berkumur air garam, minum teh lonicera japonica, atau teh daun willow tiga kali sehari.

BACA JUGA:  Korea Utara Makin Babak Belur, Puluhan Kematian dalam 4 Hari

"Perawatan tradisional adalah yang terbaik!," kata seorang perempuan kepada media pemerintah Korut, dilansir dari Antara, Rabu (17/5).

Seorang lansia di Pyongyang mengatakan dirinya telah dibantu oleh teh jahe dan keberadaan ventilasi kamarnya.

BACA JUGA:  Kiamat Baru di Korut Bikin Kim Jong Un Pusing

"Saya awalnya takut dengan covid-19, tetapi setelah mengikuti saran dokter dan mendapatkan perawatan yang tepat, ternyata bukan masalah besar," ujar dia dalam wawancara yang disiarkan televisi.

Meskipun tidak mengeklaim bahwa antibiotik dan pengobatan rumahan akan menghilangkan covid-19, Korut memiliki sejarah panjang dalam mengembangkan pengobatan yang belum terbukti secara ilmiah.

BACA JUGA:  Pasien Covid-19 Meninggal di Korut Bertambah

Salah satunya adalah suntikan yang terbuat dari ginseng yang ditanam dalam unsur tanah jarang dan diklaim dapat menyembuhkan segala penyakit, mulai dari AIDS hingga impotensi.

Beberapa berasal dari obat-obatan tradisional, sementara yang lain telah dikembangkan untuk mengimbangi kekurangan obat-obatan modern atau sebagai ekspor "buatan Korea Utara".

Meskipun sejumlah besar dokter terlatih dan pengalaman memobilisasi untuk keadaan darurat kesehatan, sistem medis Korut sangat kekurangan sumber daya.

Dalam sebuah laporan bulan Maret, seorang penyelidik hak asasi manusia independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai investasi infrastruktus dan tenaga medis di Korut sangat kruang.

Selain itu, sang penyelidik juga menilai peralatan medis dan obat-obatan kurang, pasokan listrik tidak teratur, serta fasilitas air dan sanitasi tidak memadai. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co