GenPI.co - Gennady Trukhanov adalah wali kota Odessa, Ukraina, yang dulunya seorang simpatisan Rusia. Kini rasa itu digantikan dengan kebencian terhadap Putin.
Namun setelah melihat kondisi banyak kota-kota Ukraina yang luluh lantak, dukungannya kepada Kremlin kini lenyap tak berbekas.
"Rusia ada di tanah kami hari ini dan mereka mengebom kota-kota kami, membunuh orang-orang kami dan tentara kami. Orang-orang kami sekarat," kata wali kota kota pelabuhan Ukraina selatan kepada AFP, dikutip Sabtu (21/5).
Trukhanov menegaskan bahwa di masa depan, sulit baginya membayangkan membicarakan persahabatan atau hubungan apapun dengan Rusia,
"Putin menghancurkan segalanya," gerutunya.
Sebelum perang, penduduk asli Odessa yang berusia 57 tahun ini mengukir karier yang terpolarisasi di kancah politik Ukraina.
Dia adalah anggota satu partai mantan presiden Viktor Yanukovych yang didukung Kremlin yang digulingkan oleh pemberontakan rakyat pada tahun 2014.
Ketika kerusuhan mengguncang Ukraina dan sentimen anti-Rusia melonjak, Trukhanov terus naik pangkat dan terpilih sebagai walikota Odessa.
Dia mulai memimpin kota itu beberapa bulan setelah Yanukovych digulingkan dan bentrokan keras atas kejatuhan itu mengguncang kota pelabuhan.
Tapi sekarang, saat ribuan orang tewas dan jutaan mengungsi setelah invasi Rusia, wali kota itu merinding saat menyebut Moskow.
Dengan pasukan Rusia yang hanya berjarak 120 mil, Trukhanov mengawasi pertahanan pelabuhan paling berharga di negara itu di tengah blokade angkatan laut Rusia yang menceki.
Blokade itu telah menimbulkan bencana ekonomi di Ukraina dan mengancam kelaparan di tempat lain jika persediaan gandum Odessa yang melimpah tetap terkurung daratan.
"Mereka tidak hanya menghancurkan kota-kota kita dan membunuh penduduk kita, mereka juga memicu keruntuhan ekonomi," kata Trukhanov.
Pada hari Jumat (20/5), seorang anggota dewan kota Odessa meluncurkan proposal untuk mengganti jalan-jalan kota yang dinamai kota-kota Rusia dan tokoh-tokoh sejarah.
jalan-jalan itu diberi nama baru untuk menghormati Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
"Dengan roket, mereka berpikir bahwa mereka menyebarkan kepanikan dan ketakutan di antara penduduk Odessa," kata Trukhanov.
Dia menambahkan, tindakan Rusia meningkatkan tingkat kebencian penduduk Odessa terhadap negara itu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News