Kim Jong Un Menggotong Peti Mati, Siapa yang Meninggal?

25 Mei 2022 08:25

GenPI.co - Pemimpin Korea Utara berada di barisan depan yang menggotong sebuah peti mati bersama beberapa orang lain pada hari Minggu (22/5). 

Sebuah foto yang dirilis media pemerintah KCNA memperlihatkan Kim mengenakan seragam hitam dan berselendang merah, sama seperti orang yang lain yang menggotong peti.

Berdasarkan laporan KCNA, Selasa (24/5), itu adalah pemakaman Hyon Chol Hae pada hari Minggu, seorang marshal Tentara Rakyat Korea.

BACA JUGA:  Hindari Kudeta, Vladimir Putin akan Ditempatkan di Sanatorium

Hyon Chol Hae adalah orang penting bagi Kim Jong Un, lantaran memiliki peran kunci dalam mempersiapkan dia sebagai pemimpin negara berikutnya sebelum Kim Jong Il meninggal pada akhir 2011.

Tak seperti penampilan publik sebelumnya, Kim Jong Un tidak mengenakan masker wajah di tengah kondisi negeri yang sedang dihantam Covid-19.

BACA JUGA:  Presiden Ebrahim Raisi Bersumpah, Isinya Mengerikan

Namun para pejabat lain yang menggotong peti bersamanya terlihat mengenakan masker untuk menghindari risiko penularan. 

KCNA mengutip Kim yang mengatakan bahwa "nama Hyon Chol Hae akan selalu diingat bersama dengan nama agung Kim Jong Il." 

BACA JUGA:  AS akan Campur Tangan Jika China Menyerang Taiwan

Kim juga dilaporkan menangis ketika dia mengunjungi tempat berkabung yang didirikan untuk Hyon minggu lalu.

TV pemerintah juga menayangkan  Kim dan ratusan tentara dan pejabat bermasker juga membungkuk dalam-dalam di depan makam Hyon.

Sementara itu, otoritas Korut sendiri mengeklaim bahwa wabah virus telah mereda. 

Dikatakan dari banyak orang yang demam setiap hari dan hanya sebagian kecil diidetifikasi sebagai kasus sebagai Covid-19. 

KCNA pada Senin (23/5) menyatakan bahwa 2,8 juta orang jatuh sakit karena demam yang tidak diketahui tetapi hanya 68 dari mereka yang meninggal sejak akhir April.

Lagi menurut KCNA, ada 167.650 kasus demam baru telah terdeteksi dalam periode 24 jam terakhir di hari Senin.

Namun angka tersebut turun dari puncak sekitar 390.000 yang dilaporkan sekitar satu minggu lalu. 

Dikatakan satu orang lagi meninggal dan tingkat kematian akibat demam adalah 0,002 persen.

Korut  memiliki kemampuan pengujian yang terbatas untuk banyak orang sakit.

Beberapa ahli mengatakan ada kemungkinan upaya menyembunyikan laoran kematian untuk melindungi Kim dari kerusakan politik.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co