Paus Fransiskus Akui Ada Genosida Lalu Minta Maaf

31 Juli 2022 07:25

GenPI.co - Paus Fransiskus mengatakan bahwa asimilasi paksa anak-anak pribumi Kanada di sekolah-sekolah asrama yang dijalankan oleh Gereja Katolik Roma dan Gereja Kristen lainnya adalah genosida.

Paus membuat komentar itu pada Sabtu (30/7) saat terbang kembali ke Roma setelah perjalanan selama seminggu ke Kanada.

Dalam kunjungan tersebut, pemimpin umat Katolik Sedunia itu menyampaikan permintaan maaf bersejarah atas peran Gereja dalam kebijakan tersebut.

BACA JUGA:  Nekat Minum Air Sungai Suci, Pejabat ini Berakhir di Rumah Sakit

Dia ditanya oleh seorang reporter pribumi Kanada di pesawat mengapa dia tidak menggunakan kata genosida selama perjalanan, dan apakah dia mau menerima bahwa para anggota Gereja berpartisipasi dalam genosida.

"Memang benar saya tidak menggunakan kata itu karena saya tidak memikirkannya. Tapi saya menggambarkan genosida. Saya minta maaf, saya meminta maaf atas aktivitas ini, yang merupakan genosida," kata Paus Fransiskus.

BACA JUGA:  Paus Fransikus ingin Bertemu Vladimir Putin Demi Hentikan Perang

Dia juga mengutuk tindakan membawa anak-anak pergi dan mencoba mengubah budaya, pikiran, mengubah tradisi hingga, ras mereka.

Antara tahun 1881 dan 1996 lebih dari 150.000 anak pribumi dipisahkan dari keluarga mereka dan dibawa ke sekolah tempat tinggal. 

BACA JUGA:  Paus Fransiskus Minta Tolong, Singgung Gandum dan Senjata Perang

Banyak anak-anak kelaparan, dipukuli, dan dilecehkan secara seksual dalam sistem yang oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada disebut "genosida budaya".

Sekolah-sekolah itu dijalankan oleh kelompok-kelompok agama untuk pemerintah, kebanyakan dari mereka adalah imam dan biarawati Katolik.

"Ya, genosida itu istilah teknisnya tapi saya tidak menggunakannya karena saya tidak memikirkannya, tapi saya jelaskan .... ya, itu adalah genosida, ya, ya, jelas. Anda bisa mengatakan bahwa saya mengatakannya. genosida," katanya.

Senin (25/7) lalu, Paus Fransiskus mengunjungi kota Maskwacis, tempat dua bekas sekolah asrama, di mana ia meminta maaf dan menyebut asimilasi paksa "jahat" dan "kesalahan fatal".

Dia juga meminta maaf atas dukungan Kristen terhadap "mentalitas penjajahan" pada masa itu.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co