Pihak Berwenang Tewaskan 75 Orang di Protes Antihijab, Rezim Iran Makin Terdesak

28 September 2022 08:25

GenPI.co - Sebuah Kelompok HAM pada Senin (26/9) mengatakan lebih dari 75 orang tewas dalam tindakan keras pihak berwenang rezim Iran terhadap gelombang protes antihijab.

Sedangkan otoritas Iran di hari yang sama merilis jumlah kematian resmi yang lebih sedikit, yakni 41, termasuk beberapa anggota pasukan keamanan.

Para pejabat mengatakan bahwa mereka menangkap lebih dari 1.200 menyusul makin luasnya  demonstrasi nasional atas kematian Mahsa Amini.

BACA JUGA:  Protes Antihijab di Iran Makin Dahsyat, Polisi Tangkap 700 Orang

Wanita 22 tahun itu sendiri ditangkap karena diduga melanggar aturan ketat negara tentang jilbab dan pakaian sederhana.

Melansir AFP, para pengunjuk rasa turun ke jalan pada Senin malam  seperti yang mereka lakukan setiap malam sejak kematian Amini pada 16 September.

BACA JUGA:  Gelombang Kerusuhan Antihijab Meluas, Presiden Iran Panik dan Melontarkan Sumpah

Kerumunan di Teheran meneriakkan "matilah diktator", menyerukan diakhirinya lebih dari tiga dekade pemerintahan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei

Kelompok HAM Iran  (IHR) yang berbasis di Oslo merilis rekaman video yang menggambarkan demonstrasi di kota Tabriz.

BACA JUGA:  Protes Antihijab: Video Dramatis Wanita Iran Potong Rambut di Depan Jenazah Sang Kakak

Tayangan itu menunjukkan pasukan keamanan yang  melontarkan tabung gas air mata kepada kerumunan pedemo

IHR mengatakan setidaknya 76 orang telah tewas dalam tindakan keras di Iran, naik dari hitungan sebelumnya 57.

"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk secara tegas dan bersatu mengambil langkah-langkah praktis untuk menghentikan pembunuhan dan penyiksaan para pengunjuk rasa," kata direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam.

Dia mengatakan, rekaman video dan sertifikat kematian yang diperoleh IHR menunjukkan bahwa amunisi langsung ditembakkan ke pengunjuk rasa. 

Video gelombang demonstrasi juga dibagikan oleh Hengaw, sebuah organisasi hak-hak Kurdi yang juga berbasis di Norwegia.

Wanita di Sanandaj, provinsi Kurdistan, memutar-mutar jilbab mereka di atas kepala mereka sebagai bentuk pembangkangan.

Sementara itu, pengemudi mobil membunyikan klakson mereka dalam solidaritas.

Amnesty International pada hari Senin melaporkan bahwa Hadis Najafi, seorang pengunjuk rasa berusia 22 tahun, tewas pada 21 September di Karaj. 

"Pasukan keamanan menembakkan tembakan burung ke arahnya dari jarak dekat, mengenai wajah, leher dan dada," kata kelompok hak asasi itu, menguatkan versi media sosial sebelumnya.

Para pengunjuk rasa melakukan perlawanan dengan melemparkan batu, membakar mobil polisi dan membakar gedung-gedung publik.

"Para perusuh telah menyerang gedung-gedung pemerintah dan merusak properti publik," kata kepala jaksa Mazandaran Mohammad Karimi kepada kantor berita resmi IRNA.

Dia menuduh bahwa mereka dikendalikan oleh agen anti-revolusioner asing.

Polisi Teheran telah dikerahkan "24 jam sehari" dan banyak yang belum tidur, kata kepala kehakiman Iran, Gholamhossein Mohseni Ejei, 

Dia berterima kasih kepada petugas yang kelelahan dan kepala polisi ibukota selama kunjungan ke markas mereka hari Minggu, dalam sebuah video yang diposting oleh Mizan Online .

Ejei sebelumnya menekankan "perlunya tindakan tegas tanpa keringanan hukuman" terhadap para penghasut protes.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co