Anak-anak Iran di Protes Antihijab, Puluhan Tewas dan Ratusan Ditahan

15 Oktober 2022 06:25

GenPI.co - Puluhan anak-anak Iran tewas dan ratusan ditahan setelah terjebak dalam protes antihijab  atas kematian Mahsa Amini. 

Melansir AFP, Jumat (14/10), beberapa dari mereka bahkan berakhir di "pusat psikologis", itu telah muncul.

Kelompok hak asasi manusia yang berbasis di AS HRANA menyebutkan setidaknya 26 anak yang tewas - tiga di antaranya berusia 12 tahun. 

BACA JUGA:  Kelompok HAM Sebut 19 Anak Tewas dalam Protes Antihijab, Rezim Iran Tersudut

Masyarakat Perlindungan Hak Anak Iran mengatakan setidaknya 28 telah terbunuh, termasuk dari provinsi miskin Sistan-Baluchestan.

Dikatakan bahwa keluarga tiak diberitahu  tentang keberadaan anak-anak mereka, dan bahwa kasus mereka akan berlanjut tanpa perwakilan hukum yang tepat.

BACA JUGA:  Kabar Terbaru Protes Antihijab, Pengadilan Iran Mendakwa 100 Orang

Amnesty International mengatakan, serangan habis-habisan Iran terhadap pengunjuk rasa anak-anak yang telah merenggut nyawa setidaknya 23 anak di bawah umur.

Tetapi jumlah keseluruhan anak-anak yang terbunuh secara luas diyakini jauh lebih tinggi.

BACA JUGA:  Protes Antihijab Makin Tak Terkendali, Presiden Iran Tuduh Keterlibatan Amerika Serikat

Pengacara hak asasi manusia Hassan Raisi mengatakan beberapa anak yang ditangkap ditahan di pusat penahanan untuk pelanggar narkoba dewasa.

"Ini sangat memprihatinkan," katanya seperti dikutip oleh situs berita Iran Wire yang berbasis di London.

Dia mengarakan, siapapun di bawah usia 18 tahun tidak boleh ditahan dengan kriminal di atas 18 tahun. Ini adalah persyaratan hukum dan bukan rekomendasi.

"Sekitar 300 orang berusia antara 12-13 dan 18-19 ditahan polisi," kata Raisi tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Iran telah diguncang oleh demonstrasi selama sebulan yang didorong oleh kemarahan publik atas kematian Amini.

Gadis Kurdi 22 tahun itu tewas  polisi moral menangkapnya karena dugaan pelanggaran kode pakaian.

Muak dengan kurangnya perubahan, remaja Gen-Z negara itu dipuji atas keberanian mereka saat berhadapan dengan pasukan keamanan.

"Zoomer Iran frustrasi/marah dengan status quo dan tidak takut untuk mengatakannya secara online dan mendorong di luar garis merah republik Islam itu," cuit  Holly Dagres, seorang spesialis Iran di think tank Dewan Atlantik.

Malam demi malam, wanita muda dan siswi turun ke jalan dengan rambut terbuka dan tinju terangkat, meneriakkan "Perempuan, hidup, kebebasan" dan "Matilah diktator".(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co