Mujur, Nelayan Thailand Temukan Muntahan Paus Seharga Rp 4,5 M

25 Oktober 2019 19:19

GenPI.co - Seorang nelayan di Thailand menemukan gumpalan mencurigakan di tepi pantai dan membawanya pulang ke rumah. Setelah diteliti, gumpalan yang dia temukan adalah muntahan paus yang jadi bahan baku kosmetik senilai Rp 4,5 miliar!

Jumrus Thiacot adalah seorang nelayan miskin berusia 55 tahun dari provinsi Surat Thani di Thailand Selatan. Pada awal tahun 2019 ini dia sedang berjalan di tepi pantai Koh Samui saat menemukan gumpalan putih seperti lilin tergeletak di tepi pantai. Jumrus yang tidak mengetahui jenis benda yang dia temukan tetap membawanya pulang dan disimpan di rumah.

BACA JUGA : Thailand Terapkan Sistem SIM Elektronik, Indonesia Kapan, Ya?

BACA JUGA : Puluhan Harimau Dievakuasi dari Kuil Terhoror di Thailand

Keponakan dan tetangganya menduga Jumrus telah menemukan ambegris dan meminta izin untuk memeriksanya tetapi kembali dengan hasil nihil. Jumrus yang penasaran lalu menghubungi pejabat setempat untuk membantu memastikan apa yang dia temukan. Bila benar ambergris maka Jumrus telah mendapatkan rejeki yang laur biasa besar.

BACA JUGA : Viral Sampah Indonesia Go International, Cemari Phuket Thailand!

Ambergris sejak dahulu disebut sebagai 'emas mengambang' atau 'harta dari lautan'. Disebut begitu karena ambergris sangat berharga sehingga bisa membuat penemunya kaya raya. Ambergris mengandung senyawa ambrein, sejenis alkohol tanpa bau, yang bisa membuat parfum bertahan lebih lama. Pada abad pertengahan, ambergris banyak ditemukan di pantai timur afrika dan pesisir selatan jazirah arab dan menjadi komoditas dagang unggulan.

Pada masa modern, di bulan April 2016, warga Inggris menemukan ambergris seberat 1,57 kilogram di Lancashire dan berhasil dijual seharga Rp 900 juta. Pada tahun yang sama tiga nelayan dari Oman menemukan 80 kilogram ambergris yang berhasil dijual senilai Rp 42 miliar.

Gubernur Provinsi Surat Thani Witchawuth Jinto akhirnya datang bersama pejabat terkait dan melakukan penelitian atas gumpalan yang ditemukan oleh Jumrus. Hasilnya, mereka menyatakan gumpalan itu 80 persen mengandung ambergris dan jika dijual maka nilainya setara dengan Rp 4,5 miliar.

Ambergris terbentuk di dalam sistem pencernaan Paus Sperma karena senyawa ambrein hanya terbentuk di dalam pencernaan mamalia kelas tinggi. Ambrein dikeluarkan oleh sistem pencernaan Paus untuk melancarkan proses menelan makanan yang tajam atau terlalu besar. Ambrein lalu bersenyawa dengan bahan makanan yang dicerna dan zat lain menghasilkan ambergris. Sebagian dari ambergris ini dikeluarkan dari mulut paus, karenanya disenut pula sebagai 'muntahan paus'.

Nelayan Indonesia belum seberuntung Jumrus Thiacot untuk menemukan emas mengapung di lautan. tetapi di salah satu wilayah Indonesia, nelayannya dikenal sebagai pemburu paus yang ulung. Warga Lamalera di NTT setiap tahun melakukan ritual adat perburuan paus dari selama pertengahan tahun, biasanya dari bulan Mei sampai Oktober. Kamu yang tertarik untuk menyaksikan perburuan ini bisa ke Lamalera di tahun depan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co