Alhamdulillah, Ini Kabar Baik Peneliti Soal COVID-19 di Indonesia

20 Maret 2020 07:30

GenPI.co - Wabah virus corona atau COVID-19 di Indonesia diprediksi akan berakhir pada pertengahan April 2020.

Hal tersebut diungkapkan oleh Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB).

BACA JUGA: Terlihat Sabar, Tapi Bila Marah 6 Zodiak Ini Menakutkan

Menurut Direktorat Humas dan Publikasi ITB, dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, berdasarkan hasil simulasi dan pemodelan sederhana dapat disimpulkan, bahwa Indonesia akan mengalami puncak jumlah kasus harian COVID-19 pada akhir Maret dan berakhir pertengahan April 2020, dengan kasus harian baru terbesar berada di angka sekitar 600.

BACA JUGA: Aib Perselingkuhan Pemain Persija Ismed Sofyan Dibongkar Istri...

"Tentu perlu dicatat, ini adalah hasil pemodelan dengan satu model yang saya rasa cukup sederhana dan sama sekali tidak mengikutkan faktor-faktor yang kompleksitasnya tinggi," ungkap Nuning Nuraini, salah satu tim peneliti pada Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB seperti dilansir Antara, Kamis (19/3).

BACA JUGA: Innalillahi... Mbah Mijan pun Ikut Berduka

Menurut Nuning, bahwa penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh kasus COVID-19 di Indonesia, yang menjadi bagian dari pandemi global.

Di mana kasus ini telah melahirkan berbagai riuh rendah serta kontroversi, apakah tindakan yang diambil telah cukup untuk menangkal penyebaran lebih lanjut, atau kah terlampau berlebihan.

BACA JUGA: Bidik PNS dan PPPK, Ini Pengumuman Penting Pimpinan Honorer K2

"Dalam penelitian ini, kami berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang epidemi yang sedang terjadi saat ini di Indonesia melalui suatu model matematika sederhana," beber Nuning.

Dalam penelitian yang menjadi jurnal ilmiah tersebut, Nuning dengan tim membangun model representasi jumlah kasus COVID-19 dengan menggunakan model Richard’s Curve.

BACA JUGA: Terkesan Pemalu, 5 Zodiak ini Ternyata Hot Dalam Hubungan Asmara

Hal itu dikarenakan sesuai dengan kajian Kelompok Pemodelan Tahun 2009 yang dibimbing oleh Prof Dr Kuntjoro A Sidarto.

Ternyata, model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi dari penyakit SARS di Hong Kong tahun 2003. 

Model Richard’s Curve terpilih ini lalu mereka uji pada berbagai data kasus COVID-19 terlapor dari berbagai macam negara, seperti China, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.

BACA JUGA: Anies Baswedan Memang Luar Biasa, Ini Aksinya Soal Virus Corona..

Hasilnya, secara matematik, ditemukan bahwa model Richard’s Curve Korea Selatan adalah yang paling cocok.

Atau memiliki kesalahannya kecil untuk disandingkan dengan data kasus terlapor COVID-19 di Indonesia, jika dibandingkan dengan model yang dibangun dari data negara lain. 

Kesesuaian itu terjadi saat Indonesia masih memiliki 96 kasus.

"Jadi, bisa dikatakan, jika kita punya penanganan yang mungkin sama, sesuai dengan publikasi yang ada dengan Korea Selatan, tanpa memasukkan faktor kompleksitas lainnya seperti temperatur lingkungan, kelembapan, dan lain-lain seharusnya kita bisa mendapat kesimpulan yang sama persis dengan apa yang ditulis pada publikasi kami," jelasnya.

Akan tetapi, menurut Nuning, hal tersebut bukan merupakan perkara mudah.

Menurut Nuning, bahwa Korea Selatan itu salah satu dari beberapa negara di dunia yang paling baik penanganan kasus COVID-19. 

"Ini waktu terus berjalan, tentu sulit untuk bisa persis seperti mereka, tetapi, setidaknya, dari tulisan ini kita bisa mengetahui bahwa Indonesia perlu melakukan sesuatu untuk tetap berada dalam tren yang baik," jelas Nuning.

Oleh sebab itu, bagi Nuning, merujuk pada model yang dibangun, termasuk faktor-faktor yang krusial, perlu dilakukan pencegahan dari meluasnya penyebaran COVID-19.

"Tingkat penyebaran yang tinggi akan memberatkan rumah sakit, karena tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung pasien COVID-19 sehingga krusial sekali bagi kita, untuk menjaga laju penyebaran tetap ada di dalam kontrol kita," pungkas Nuning mengusulkan jika belum bisa dihilangkan sepenuhnya.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co