Hari Perawat Internasional 2020, 5 Wanita Ini Menciptakan Sejarah

12 Mei 2020 20:56

GenPI.co - Dokter adalah salah satu wakil Tuhan, mereka mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan hidup banyak orang. Seorang dokter menyelamatkan banyak orang seumur hidupnya. 
Tetapi, kita tidak bisa mengabaikan kontribusi dan kerja keras seorang perawat dalam menyembuhkan pasien serta merawatnya.

Perawat sama pentingnya dengan dokter karena mereka adalah orang yang merawat pasien dengan baik, kemudian memastikan apakah mereka mendapatkan hal yang tepat waktu atau tidak. 

Sejarah telah menyaksikan beberapa perawat yang melampaui tugas mereka untuk menyembuhkan dan merawat pasien. 

Untuk menghormati perawat seperti itu, setiap tanggal 12 Mei dirayakan sebagai Hari Perawat Internasional. 

Berikut ini Genpi.co telah membawa 5 daftar perawat yang menciptakan sejarah di bidang ilmu kedokteran.

1. Florence Nightingale 1820-1920 

Florence Nightingale, sering dikenal sebagai 'Lady with a lamp' memainkan peran penting dalam merawat tentara yang terluka selama Perang Krimea dari tahun 1853 hingga 1856. 

Dia memimpin sekelompok perawat yang ditugaskan tugas untuk melayani prajurit perang yang terluka. 

Setelah sampai di Rumah Sakit Barrack di Istanbul, Ia terkejut melihat kurangnya sanitasi yang layak dan kurangnya makanan dan kebutuhan medis.

Dia pun memberlakukan instruksi ketat untuk menjaga kebersihan di bangsal dan memastikan bahwa pasien menerima perawatan medis yang tepat. 

Dengan upaya yang konsisten dan pengawasan, ia mampu mengurangi kematian dari 40% menjadi 2%. 

Kemudian ia membuka Keperawatan Sekolah Nightingale di London yang merupakan lembaga keperawatan pertama untuk wanita. Ini kemudian membawa reformasi besar dalam profesi ini. 

 2. Clara Barton 1821-1912 

Clara Barton juga merupakan salah satu perawat terkenal dalam sejarah. Ia adalah pendiri Palang Merah Amerika dan mengambil peran sebagai perawat ketika dia baru berusia 10 tahun.

Ia melakukannya untuk melayani luka kakak laki-lakinya yang membutuhkan perawatan lebih. Selama Perang Saudara Amerika, dia mengambil tanggung jawab untuk merawat yang terluka dan membawa perbekalan di medan perang.

Dia bahkan bekerja di garis depan selama pertempuran untuk merawat mereka yang terluka. Ia juga berkampanye untuk mengumpulkan dana dan membawa pasokan medis dan makanan yang penting. 

Barton sering bepergian dengan ambulans tentara untuk mendistribusikan obat-obatan, makanan, dan kadang-kadang juga dimasak untuk orang-orang. 

BACA JUGA : Biar Kinclong, ini Perawatan Wajib untuk Pengantin Perempuan

3. Dorothea Dix 1802-1887 

Dorothea Dix awalnya adalah seorang guru. Kemudian dia menyaksikan bagaimana orang memperlakukan orang yang mengalami gangguan mental. 

Dia memutuskan untuk melawan praktik jahat terhadap orang cacat mental dan buruk. Ia pun menjadi mahasiswa di bidang perawatan kesehatan mental. 

Di sinilah Ia menyaksikan bagaimana orang-orang cacat mental dikunci di ruang bawah tanah.

Ia pun harus berjuang keras untuk meningkatkan fasilitas perawatan orang-orang cacat mental. 

BACA JUGA : Tak Perlu Repot Pergi ke Salon, 3 Perawatan ini Atasi Kerutan

4. Bunda Teresa 

Bunda Teresa lahir pada tahun 1910 di Kekaisaran Ottoman di mana ia dikenal sebagai Anjeze Gonxhe Bojaxhiu. 

Beliau datang ke India dengan tujuan melayani orang-orang yang kurang mampu di India. 

Bersama dengan beberapa biarawati dan perawat yang berdedikasi, ia mencoba yang terbaik untuk menyediakan fasilitas perawatan kesehatan yang tepat bagi orang-orang yang tinggal di daerah kumuh di Calcutta.

Dirinya telah merawat orang-orang yang dicap sebagai 'yang tak tersentuh' dalam masyarakat India.

Tidak ada yang berani menyentuh orang-orang ini, apalagi membantu mereka. Bukan hanya itu, Ia juga menyediakan fasilitas non-sektarian yang jelas untuk pasiennya, seperti menawarkan air suci sungai Gangga kepada orang-orang Hindu yang berada di ranjang kematian mereka. 

Dia juga membaca Quran suci untuk pasien Muslimnya menghitung napas terakhir mereka.

5. Mary Eliza Mahoney

Dia adalah seorang perawat selama era perang saudara Amerika. Seorang wanita kulit hitam yang melayani wanita dan anak-anak di bawah 15 tahun di Rumah Sakit New England. 

Dia diizinkan bergabung dengan sekolah perawat di rumah sakit yang sama. Setelah itu, ia lulus dari sekolah pada tahun 1905.

Ini adalah awal karir keperawatannya dan memotivasi banyak perempuan kulit hitam lainnya untuk mengejar perawatan sebagai karier mereka dengan menerima pelatihan formal dan mengepalai Howard Orphan Asylum. 

Kemudian mereka bergabung dengan American Nurses Association. Mary berkampanye untuk memperkenalkan dan menyediakan peralatan medis kepada perawat untuk memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien. (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co