Isi Percakapan Biden dengan Raja Salman, Bahas Wanita Arab Saudi

26 Februari 2021 20:28

GenPI.co - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara untuk pertama kalinya sejak menjadi orang nomor satu di negara itu, dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud pada hari Kamis (25/2/2021) kemarin.

Dilansir Reuters, Jumat (26/2/2021), Gedung Putih melaporkan bahwa Biden ingin menjaga pentingnya Amerika Serikat menempatkan hak asasi manusia universal dan supremasi hukum terhadap semua negara.

BACA JUGA: Jangan Tantang Joe Biden, Nanti Hancur Bak Milisi Iran

Biden juga menekankan komitmen AS untuk memastikan keamanan Arab Saudi dari ancaman dari Iran dan membahas upaya diplomatik baru untuk mengakhiri perang di Yaman.

Biden dan raja Saudi turut membahas kemitraan jangka panjang antara Amerika Serikat dan Arab Saudi dan komitmen AS untuk membantu Arab Saudi mempertahankan wilayahnya saat menghadapi serangan dari kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran.

"Presiden juga menyinggung pembebasan beberapa aktivis wanita Saudi dan baru-baru ini Loujain al-Hathloul dari tahanan, dan menegaskan pentingnya Amerika Serikat menempatkan hak asasi manusia universal dan supremasi hukum," kata Gedung Putih.

Al-Hathloul, seorang aktivis terkemuka yang mengadvokasi hak perempuan untuk mengemudi di Arab Saudi, dibebaskan dari penjara Saudi pada 10 Februari setelah hampir tiga tahun di balik jeruji besi.

Selain itu, di Riyadh, penjaga dua masjid suci dan Presiden AS menekankan pada kedalaman hubungan antara kedua negara, dan pentingnya memperkuat kemitraan antara mereka untuk melayani kepentingan mereka dan mencapai keamanan dan stabilitas di kawasan dan dunia.

Pemerintahan Biden yang baru juga telah mengambil sikap yang lebih keras terhadap Riyadh dari pada pemerintahan Trump sebelumnya, mendorong diakhirinya perang saudara di Yaman dan pengakuan yang lebih besar terhadap hak asasi manusia di kerajaan.

"Administrasi kami difokuskan untuk mengkalibrasi ulang hubungan tersebut," terang sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan.

BACA JUGA: Ironi, Kisah Gadis Inggris Teman Tidur Pejabat ISIS, Buat Lemas

Sebagai informasi, pejabat Biden juga siap untuk merilis kepada publik laporan intelijen yang tidak diklasifikasikan dari agen mata-mata AS tentang pembunuhan Khashoggi pada Oktober 2018 di dalam konsulat Saudi di Istanbul.

Laporan tersebut, yang diwajibkan oleh Kongres, kemungkinan akan mengakui secara resmi untuk pertama kalinya bahwa intelijen AS menunjukkan Khashoggi dibunuh oleh regu pembunuh bayaran Saudi yang bertindak atas perintah Putra Mahkota Mohammed bin Salman.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co