India Tahan 88 Migran Rohingya, Langit Menangis, Bikin Miris

13 Maret 2021 16:16

GenPI.co - Lusinan pengungsi Rohingya telah ditahan saat mereka berkemah di luar kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di ibu kota India, New Delhi.

"Sebanyak 88 orang telah ditahan," kata seorang petugas di kantor polisi Vikaspuri di barat daya ibukota, seperti dilansir dari Aljazeera, Sabtu (13/3/2021).

BACA JUGA: Senegal Ibarat Neraka, Api Berkobar, Kematian Warga di Mana-mana

Pejabat polisi Vikas, yang tak mau menyebutkan namanya, mengatakan 17 dari mereka yang ditahan adalah wanita hamil dan anak-anak, yang menjalani tes medis di fasilitas UNHCR di Vikaspuri.

Dia menambahkan, 71 orang Rohingya yang tersisa dibawa ke tempat penampungan di daerah ibu kota Inderlok.

Pemimpin komunitas Rohingya menyatakan para pengungsi telah datang ke New Delhi dari distrik Jammu di Kashmir yang dikelola India, di mana lebih dari 160 Rohingya ditahan pekan lalu dan dibawa ke pusat penampungan di distrik Kathua, 59km (36 mil) jauhnya.

Pejabat di Jammu menerangkan Rohingya yang ditahan akan dideportasi ke tanah air mereka, Myanmar.

Diketahui, krisis Rohingya menjadi perhatian dunia setelah sekitar 700.000 dari mereka melarikan diri dari tindakan keras tentara di negara bagian Rakhine Myanmar pada tahun 2017.
 
Namun, sejumlah besar etnis minoritas yang sebagian besar Muslim telah mencari perlindungan di negara-negara tetangga sebelum itu.

Sementara, Bangladesh menampung lebih dari satu juta orang Rohingya di kamp-kamp sempit dan jorok di distrik Cox’s Bazar pesisirnya, mengubah pemukiman yang luas itu menjadi kamp pengungsi terbesar di dunia.

Adapun, India menampung sekitar 40.000 Rohingya yang tinggal di kamp dan permukiman kumuh di banyak kota dan wilayah, termasuk Jammu, Hyderabad, Nuh, dan New Delhi.

Meskipun UNHCR memberi mereka kartu pengungsi, banyak orang Rohingya yang tinggal di permukiman India diyakini tidak berdokumen.

BACA JUGA: Bikin Dada Jantungan, Wanita Inggris Hilang Buat Dunia Melongo

Sedikitnya 50 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan dalam protes hampir setiap hari di Myanmar terhadap kudeta 1 Februari.

Lebih dari selusin polisi Myanmar dan perwira militer dilaporkan melarikan diri ke India setelah kudeta, mengatakan mereka tidak ingin mengikuti perintah militer untuk menembak sampai mereka (pengunjuk rasa) mati.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co